Yang menjaga

Posted by Mira Jumat, 05 Mei 2017 0 komentar

Lelaki paling setia, yang menerima segala kekuranganku dan tak pernah letih membantuku memperbaiki kekuranganku. Kau yang sehari-hari ku sebut Bapak

Saat ini, aku sedang sedikit merenung saja, memikirkan... bahwa kelak akan tiba juga masanya kau serahkan tanggungjawabmu atasku kepada lelaki masa depan yang telah Allah gariskan sebagai penggenap dienku.

Ah tentu saja dihatiku.. ada banyak ketakutan saat kau lepas tanggung jawabmu itu pak...

akankah lelaki masa depan itu penjagaannya padaku sebaik penjagaanmu.

akankah penerimaanya atas segala kurangku sebaik penerimaanmu.

lalu, akankah kesabarannya menghadapiku sebaik kesabaranmu.

***

Tapi...

Seharusnya aku tak perlu khawatir berlebihan tentang siapa yang menjagaku kelak...

Tidakkah terpikir bahwasannya lelaki yang menjagamu dg baik dihadirkan oleh Yang Maha Penjaga

Allah sebaik-baik penjaga,
Dan Allah Maha terus menerus mengurus makhlukNya

Tentang siapapun yang akan menjagamu suatu saat nanti... sudah pasti telah ditetapkanNya dengan tepat...

Yakinlah bahwa...
Di semesta ini, tidak ada penjagaan sebaik penjagaan Sang Khalik kepada makhlukNya

#di buat pada bulan juli 2017
Beberapa minggu sebelum akad nikah


Read More >>

TENTANG NAFKAH

Posted by Mira Kamis, 09 Maret 2017 0 komentar

By Teh Patra

Suatu hari seorang wanita datang menemui kerabatnya. Dia hendak meminjam uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Di mana suaminya? Suaminya ada, menunggu di luar, di atas sepeda motornya. Bukan sekali dua kali sang suami meminta istrinya meminjam ke sana kemari. Katanya "kan temen kamu baik-baik". Alhasil si wanita dikenal sebagai seorang yang suka berhutang kesana kemari. Kadang dibayar, sering juga tidak. Sang suami berharap teman-teman istrinya bosan menagih, lalu mengikhlaskan dan memutihkan hutangnya.
Di tempat lain seorang lelaki kerap kali mendatangi teman-temannya. Dia lelaki sehat dan kuat. Awalnya meminjam uang. Hutang-hutang itu tak terbayar. Akhirnya teman-temannya tak lagi memberi pinjaman, tapi memberinya sedekah seikhlasnya. Si lelaki bukannya sadar, sekarang tak lagi meminjam uang, tapi meminta sedekah kemana-mana. Kadang tak lagi berbasa-basi. Langsung sms : "Pak, bisa tolong transfer sekian, saya butuh buat anu". Sang penerima sms tertegun..tak mampu berkata.
Awalnya dia meminta sedekah untuk membiayai anaknya sekolah. Waktu berlalu, dia masih meminta untuk membiayai anaknya masuk kuliah di perguruan tinggi. Waktu terus berlalu, sang anak pun lulus dari perguruan tinggi negeri. Adiknya pun kuliah di perguruan tinggi. Dan sang ayah...lelaki itu...masih juga berkeliling meminta-minta.
Di waktu lain seorang pemuda minta dicarikan calon istri. Dia mencari calon istri lulusan perguruan tinggi yang sudah bekerja. Alasannya agar bisa aman secara finansial.
Ada juga seorang pria beristri yang ingin mempersunting teman saya sebagai istri kedua. Teman saya seorang janda mapan memiliki usaha. Si pria beranggapan dengan begitu dia tak perlu menafkahi teman saya, cukup memberinya status dan memberi nafkah batin. Dengan berang teman saya berkata "saya harus bekerja karena tidak punya suami. Kalau saya punya suami, tentu seharusnya dia yang menafkahi".
Kasus lain, seorang suami terpaksa menganggur, karena pekerjaannya tak sesuai minatnya. Namun pekerjaan yang sesuai minat tak kunjung tiba. Si istri harus berjibaku menafkahi keluarga dan anak-anaknya. Pekerjaan idaman suami belum juga diperoleh. Spp anak-anak menunggak berbulan-bulan. Terkadang harus meminta makan pada orangtua dan mertua. Sang istri mulai lelah. Urusan runah tangga tetap harus ditangani sendiri. Urusan nafkah harus juga dia tanggung. Tak hanya itu, beban hutang suaminya pun harus dia yang bayar. Sementara sang suami angkat tangan, terpuruk dalam ketakberdayaan, tak juga mau bekerja kecuali kelak jika mendapat pekerjaan sesuai passionnya.
Dan masih banyak..banyak sekali kasus serupa. Para wanita curhat silih berganti. Dan saya hanya bisa memberi motivasi, mengajak sabar, meminjamkan barang dagangan, dan solusi sementara lain yang tak mampu menyentuh akar masalah.
Akar masalahnya dimulai pada pendidikan anak lelaki. Pendidikan tanggung jawab, pendidikan keterampilan mencari nafkah, pendidikan aqidah, pendidikan amanah, pendidikan berani, pendidikan menyusun prioritas, pendidikan fiqh syar'iyah, pendidikan disiplin dan berani dan pendidikan lain yang dibutuhkan untuk menjadi seorang suami dan ayah.
Para lelaki, harus paham bahwa nafkah adalh tanggung jawabnya, bukan tanggung jawab istrinya. Dia harus paham bahwa meninggalkan kewajiban nafkah adalah dosa. Jikalah ada suatu uszur syar'i yang menyebabkan kemampuan mencari nafkahnya terganggu, dia tetap harus berusaha semampunya. Jikalau harus berhutang, maka dia yang harus berani menghadap pemberi hutang, bukan menjadikan istrinya perisai. Dan dia harus bertanggung jawab membayarnya.
Jikalah sang istri mendapatkan rizqi dari Allah untuk membantunya, hendaklah dia tahu berterima kasih. Dan meniatkan bantuan itu hanya sementara, sambil terus berikhtiar. Juga membantu si istri meringankan bebannya.
Wahai lelaki, jadilah lelaki sejati. Jagalah istrimu, layakkan dirimu mendampinginya...karena sesungguhnya dia adalah bidadari yang sedang menyamar, yang kelak akan menjadi pendampingmu di surga.


Read More >>

Memulai belajar "pengertian" kepada anak laki-laki

Posted by Mira 0 komentar

Di Indonesia hampir semua anak perempuan dididik orangtuanya untuk menjadi istri yang baik. Mereka diajari memasak enak, "Agar nanti disayang suami," kata ibunya. Bertahun-tahun mereka diberitahu tentang pentingnya menjaga sikap yang ramah dan lemah lembut, "Biar suamimu sayang sama kamu, laki-laki manapun akan luluh oleh perempuan penyayang," pesan ayahnya. Hasilnya, rata-rata perempuan Indonesia punya mindset yang sama... Bahwa mereka perlu menjadi istri yang baik, yang bisa mengatasi semua kebutuhan rumah tangga, yang ingin disayangi suaminya.
.
Apakah anak-anak laki-laki diajari sebaliknya? Apakah sejak kecil anak laki-laki diberi nasihat, "Nak, jangan berlaku kasar, agar disayang istrimu," atau "Belajarlah pengertian, karena perempuan manapun akan luluh oleh suami yang penyayang." Rasanya, kebanyakan sayangnya tidak.
.
Mungkin itulah yang membuat kebanyakan suami dan istri di Indonesia memiliki mindset yang berbeda tentang membangun rumah tangga. Sementara para perempuan dididik menyayangi, bahkan "melayani", para laki-laki tak diajarkan untuk merendahkan egonya di hadapan istrinya kelak. Hasilnya? Silakan isi titik-titik berikut ini....
.
Tapi, mungkin kita bisa mulai mengubah semua itu dengan mendidik anak laki-laki kita... Agar mereka tumbuh menjadi generasi yang berbeda.
.
FAHD PAHDEPIE.
.
(Ditulis setahun lalu, 6 Maret 2016)


Read More >>

5 HAL FUNDAMENTAL DALAM PERNIKAHAN

Posted by Mira Minggu, 05 Maret 2017 0 komentar

5 HAL FUNDAMENTAL DALAM PERNIKAHAN

Oleh : Ust. Cah

Nasehat Pernikahan dalam acara Akad Nikah Muhammad Ichsan dan Shabrina, Kota Padang, 11 Februari 2017.
Ananda Ichsan dan Shabrina,

Setelah akad nikah hari ini, hendaknya kalian pahami lima hal fundamental dalam pernikahan berikut ini.
1. Menikah harus memiliki VISI BESAR.
Menikah bukan semata-mata karena dorongan instink dan fitrah kemanusiaan. Namun untuk menggapai visi besar dalam kehidupan.
Menikah harus VISIONER. Visi ini yang menjadi pengikat kuat antara suami, istri dan anak-anak.
Visi besar itu adalah surga. Raihlah surga bersama pasangan tercinta
2. Menikah itu memiliki banyak TUJUAN MULIA
Ada sangat banyak tujuan mulia pernikahan, dimana tujuan tersebut tidak bisa tercapai kecuali dengan menikah.
Diantara tujuan menikah adalah untuk membangun peradaban kemanusiaan yang bermartabat. Hal ini tidak mungkin dicapai kecuali dengan pernikahan.
3. Menikah harus dilandasi dengan NIAT IBADAH.
Ini menyangkut motivasi dasar dalam pernikahan. Menikah bukanlah accident.
Menikah adalah ibadah, realisasi dari ketaatan kepada Allah Ta'ala. Untuk menggapai ridha dan rahmat Allah.
Karena menikah memiliki VISI BESAR dan untuk mencapai TUJUAN MULIA, dengan MOTIVASI IBADAH, maka jika suatu ketika dalam hidup berumah tangga kalian menghadapi kondisi tidak bahagia atau tidak sesuai harapan, ingatlah bahwa tujuan menikah itu bukan hanya untuk bersenang-senang saja.
Bersabar dan bertahanlah saat menghadapi masalah hidup berumah tangga. Ingat anda diikat dengan visi, tujuan mulia dan motivasi ibadah dalam berumah tangga.
4. Menikah adalah MANAJEMEN KETIDAKCOCOKAN
Pernikahan telah menyatukan bukan saja dua jenis manusia, namun menyatukan pula dua hati, dua jiwa, dua kepribadian yang tidak sama.
Maka harus pandai-pandai untuk mengelola perbedaan dan ketidakcocokan yang pasti ada di antara kalian berdua.
5. Menikah adalah UNTUK SELAMANYA
Menikah harus diniatkan untuk selamanya, bukan coba-coba. Oleh karena itu, siapkan diri sebaik-baiknya, kuatkan kebersamaan dengan pasengan tercinta, untuk menghadapi segala peristiwa dalam hidup berumah tangga.
Semoga kalian berdua hidup bahagia dalam ridho-Nya, hingga ke surga.
Aamiin.


Read More >>

PILAR KEBAHAGIAAN PERNIKAHAN

Posted by Mira 0 komentar

Oleh : Ust. Cahyadi Takariawan

Agar pernikahan menjadi berkah dan hidup berumah tangga diliputi suasana sakinah, mawaddah wa rahmah, diperlukan beberapa pilar berikut ini.
1. Niat menikah yang benar dan kuat
Menikahlah dengan niat ibadah, melaksanakan perintah Allah dan tuntunan Nabi Saw.
Niat melaksanakan pernikahan yang ikhlas karena Allah akan menjadi pondasi kebahagiaan hidup selanjutnya dalam keluarga.
Jangan menikah semata-mata karena dorongan syahwat, atau sekwdar menyslurkan hasrat untuk bersenang-senang.
2. Persiapan yang cukup
Bukan sekedar pengin nikah, namun harus memiliki kesiapan yang memadai.
Menikah itu untuk selamanya, bukan untuk sementara. Untuk itu diperlukan kesiapan secara spiritual, mental, moral, intelektual, finansial serta kesiapan fisik.
Tidak harus siap seratus persen, namun kesiapan harus memadai agar menikah tidak sekedar mengalir bagai air tanpa program dan perencanaan.
Menikah dan hidup berkeluarga itu tidak akan bertemu dengan hal-hal yang menyenangkan saja, namun juga bisa bertemu dengan persoalan dan berbagai sisi yang tidak menyenangkan.
Untuk itu, segala bentuk persiapan diperlukan untuk bisa menghadapi segala kemungkinan yang menghadang di hadapan.
3. Proses yang baik dan benar sesuai tuntunan agama serta negara
Kebaikan dan kelurusan proses pernikahan menjadi pilar penting untuk merealisasikan niat ibadah tersebut.
Jangan ada pelanggaran dan kemaksiatan sepanjang prosesnya, karena tengah menunaikan ibadah yang sakral.
Dalam hukum pernikahan sesuai tuntunan agama, ada rukun dan syarat yang harus dipenuhi. Ada pula berbagai larangan yang harus dijauhi.
Keberkahan dari Allah akan lebih bisa diharapkan apabila kita mentaati ajaranNya. Jangan mengira bahwa kebahagiaan pernikahan terjadi hanya karena anda menikah dengan seseorang yag anda cintai.
4. Penjagaan diri sebelum menikah
Kebersihan diri sangat penting untuk memunculkan kebahagiaan dalam kehidupan.
Jangan mengotori hati dengan pemuasan syahwat sebelum menikah. Jaga diri, dia belum halal bagi anda sebelum akad nikah.
Tunggu sampai resmi menjadi suami dan istri, baru bisa mengoptimalkan kesenangan-kese
nangan syahwat secara halal bahkan berpahala.
Jangan membiarkan diri berada dalam situasi menggantung tanpa kejelasan status. Segerakan proses menuju nikah dengan kebersihan hati.
5. Memilih calon dengan kriteria kebaikan agama
Jangan terpedaya oleh kecantikan, ketampanan, kekayaan, penampilan dan hal-hal fisik serta materi lainnya.
Yang paling utama adalah kebaikan agama yang bisa dilihat dari kebaikan akhlaknya.
Perhatikan kepribadiannya, bukan casingnya. Secantik apapun istri anda, jika perangainya buruk, akan menyengsarakan hidup anda.
Seganteng dan sekaya apapun suami anda, jika perangainya jahat, akan membuat anda menderita.
Pilih calon suami atau calon istri dengan kriteria utama kebaikan agama.
6. Komitmen untuk saling menguatkan dalam kebaikan
Setelah menikah, suami dan istri harus saling menguatkan untuk membentuk keluarga sakinah, mawadah wa rahmah di atas landasan iman.
Mereka memiliki komitmen untuk hidup dalam kebaikan, saling mengingatkan dan menguatkan untuk menegakkan ibadah serta amal kebajikan.
Tutup semua masa lalu yang tidak baik dengan taubat dan istighfar. Ganti segala yang buruk di masa lalu dengan komitmen baru dalam mengisi hari-hari bersama pasangan.
Hidup anda masih panjang membentang, jangan terbelenggu pada apa yang sudah silam.


Read More >>
Trik SEO Terbaru support Online Shop Baju Wanita - Original design by Bamz | Copyright of WARNA WARNI HIDUP.