Selamat Hari Guru

Posted by Mira Jumat, 25 November 2016 0 komentar

*UNTUK YG TERLANJUR JADI GURU*

Kenapa Sang Guru awet muda,
Karena selalu bekerja dengan kebahajgiaan serta ketulusan mendampingi siswa yang dinamis

Kenapa Sang Guru selalu selamat,
Karena tiap pagi menyambut anak dan siswa mendoakan "Assalamu'alaikum"

Kenapa Sang Guru banyak amalannya,
Karena tiap saat ia dengan ikhlas menginfakkan ilmunya pada siswa

Kenapa Sang Guru sangat berjasa,
Karena kita semua hadir bisa membaca dan menulis serta berprofesi apapun karena jasanya

Kenapa Sang Guru kelak dijanjikan kebahagiaan olehNya,
Karena meski telah wafat ia masih dapat kiriman pahala karena amal jariah ilmunya yang diamalkan siswanya

Maka .....
Berbahagialah wahai para guru, ibu bapak akan dapat kemuliaan didunia dan akherat. Dengan syarat kita menjalankan tugas diniati ibadah serta dengan penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing/mendampingi siswa yang diamanahkan pada kita.

Semoga Allah memberikan kesehatan, kesabaran, ketulusan dan keikhlasan bagi kita semua wahai Sang Guru....Aamiin ya robb...

Jazakumullah khoiron katsiron wahai guru-guru ku,

Selamat hari guru... 😊😊😊


Read More >>

RUSH MONEY 212

Posted by Mira 0 komentar

Iki artikel menarik dan MASUK AKAL!!!

Windu Sundoro Sundoro:

Ini ternyata sebabnya sembilan naga takut.

RUSH MONEY, MELUMPUHKAN BISNIS SEMBILAN NAGA

Saat melawan penjajah Belanda, Sultan Agung mengalami kesulitan menembus benteng VOC.  Benteng tersebut menggunakan sungai  yang mengalir  untuk sumber air. Sultan Agung kemudian  meracuni sungai tersebut dengan merendam bangkai-bangkai binatang ternak yang diikat di dalam sungai. Air sungai yang mengandung bakteri itulah yang kemudian membunuh pasukan Belanda. Bahkan jenderal pimpinan tertingginya pun tewas karena disentri. Sultan Agung menghancurkan musuh bukan dengan menghancurkan benteng, tetapi menghancurkan para penjaga yang berada di balik benteng tersebut.

Tuntutan keadilan terhadap Ahox seperti membentur tembok raksasa.  Berkali-kali terkena kasus Ahox seperti tidak tersentuh. Saat Badan Pemeriksa Keuangan RI menyatakan kasus RS. Sumber Waras yang dilakukan Ahox merugikan negara, KPK mencari-cari alasan untuk tidak memprosesnya. Saat  Ahox   menyakiti umat Islam, menghina para ulama berbohong dengan memakai Al Quran,  Kepolisian tidak segera memprosesnya. Ahox seperti dilindungi benteng yang berlapis-lapis.  

Kwik Kian Gie menyatakan ada sembilan naga yang mencengkeram Indonesia. Yang sering disebut-sebut antara lain James Riyadi ( Lippo Grup, RS. Siloam), Anthoni Salim ( BCA, Indofood), Aguan ( Agung Podomoro) dan lain-lain.  Kekuatan bisnis sembilan naga inilah sumber kekuatan utama yang melindungi  Ahox. Melumpuhkan kekuatan bisnis sembilan naga ini otomatis akan melumpuhkan ahox.

Perlawanan untuk menghentikan Ahox bergeser menjadi gerakan untuk melumpuhkan ekonomi para konglomerat yang mendukungnya. Saat  Grab Bike (konon ini juga unit bisnis dari sembilan naga)  di medsos menyatakan dukungan kepada ahox, ribuan pelanggan langsung meng uninstal aplikasi android Grab Bike. Inilah yang kemudian membuat Grab Bike gentar dan meminta maaf.

Entah siapa yang mencetuskan,  saat ini sudah gencar isu untuk melakukan Rush Money ( mengambil dan memindahkan uang di bank). Isu Rush Money ini betul-betul membuat kalang kabut sembilan naga. Bahkan James Riyadi, yang bukan seorang muslim dan bukan anggota NU sampai harus hadir di dalam acara Rakernas II PBNU dengan menggunakan kopiah dan berbicara tentang bahaya Rush Money.

Kenapa melumpuhkan bank,  bukan unit bisnis yang lain yang dimiliki sembilan naga? Mari kita bahas efek dari Rush Money.

Untuk meruntuhkan sebuah bangunan, tidak perlu menghancurkan  tembok, atap, dan tiang bangunan tersebut. Caranya adalah pilih  salah satu tiang yang paling lemah. Jika tiang itu hancur maka  bangunan itu akan retak dan bangunan tersebut akan runtuh.

Tiang utama dari bisnis adalah bank. Bank adalah adalah sumber dana bagi sembilan naga untuk membiayai bisnis-bisnisnya.   Selain itu, bank adalah unit bisnis yang sangat rapuh.

Kita ambil contoh salah satu dari sembilan naga yaitu James Riyadi. Untuk melumpuhkan unit bisnis James Riyadi selain bank, perlu mencari alternatif yang belum tentu mudah. Contohnya untuk melumpuhkan Rumah Sakit Siloam, kendala yang dihadapi adalah memindahkan orang yang sakit untuk keluar dari rumah sakit tersebut. Masalahnya adalah Rumah sakit lain di daerah tersebut mungkin tidak  sanggup menampung pasien tambahan sehingga harus kembali ke rumah sakit awal. Namun Rush Money, memindahkan uang dari Lippo Bank yang dimiliki James Riyadi ke Bank pemerintah atau bank syariah dapat dilakukan dengan mudah.  Tidak ada ceritanya bank pemerintah menolak uang karena kapasitasnya sudah penuh.

Untuk melumpuhkan bank sangat mudah. Jika jumlah uang yang ditabung Lippo Bank sejumlah 100.000, maka uang yang disimpan oleh Lippo Bank untuk antisipasi jika ada orang yang mengambil uangnya hanya sekitar 10.000. Sisanya 90.000 dinvestasikan ke rumah sakit, pabrik, dan  dipinjamkan untuk mendapatkan keuntungan.

Menguras cadangan yang 10.000 itu pun dapat dilakukan dengan mudah. Ketika sudah mulai banyak terlihat antrian orang yang mengambil uang, ini akan memancing masyarakat yang melihatnya ketakutan. Masyarakat yang ketakutan akan ikut mengambil uangnya karena takut cadangan habis
dan mereka terpaksa harus menunggu penjualan aset-aset untuk mendapatkan uangnya.

Dengan menguras simpanan yang 10.000 tersebut maka Lippo Bank  akan dinyatakan gagal bayar. Jika penabung  ingin mengambil uangnya sedangkan cadangan sudah habis maka  Lippo Bank terpaksa meminjam uang ke bank lain. Lippo Bank wajib membayar Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) over night (O/N) yang sangat tinggi nilainya

Ketika sudah dinyatakan pailit maka asetnya akan dilelang dengan harga murah untuk membayar hutangnya ke masyarakat. James Riyadi, sebagai pemilik/pengurus Lippo Bank juga akan dilelang aset-asetnya yang lain. Akhirnya Rumah Sakit  Siloam yang dimiliki Lippo Grup terpaksa dijual dengan harga murah dan berpindah tangan ke orang lain.    

Gerakan Rush Money terhadap bank-bank yang dimiliki sembilan naga dikatakan  akan menghancurkan negara.  Kehilangan kepercayaan masyarakat terhadap bank dikatakan akan menimpa semua bank sehingga semua bank akan hancur dan ekonomi Indonesia akan hancur. Benarkah demikian? 

Sebenarnya karena rush money ini ditujukan untuk melumpuhkan bank milik sembilan naga, ini akan menjadikan bank-bank pemerintah dan bank syariah  mendapat limpahan dana yang besar. Tidak mungkin menyimpan uang yang sangat banyak di rumah, uang tersebut pasti akan ditabung kembali di bank pemerintah atau bank syariah yang tidak berafiliasi dengan sembilan naga.

Masyarakat percaya bahwa uangnya akan aman di bank pemerintah dan bank syariah karena Rush Money tersebut tidak mungkin memindahkan uang dari bank ke rumah tetapi dari bank ke bank lain karena masyarakat membutuhkan keamanan dan membutuhkan fasilitas transfer untuk bisnis. Keyakinan inilah yang justru akan memperkuat bank pemerintah dan bank syariah. 

Ada yang mengatakan Rush Money melanggar hukum. Pertanyaannya adalah, *uang uang sendiri* kok ndak boleh diambil dan dipindah?
Jadi ... jangan pake lama buat aksi !!! ✊🏼✊🏼


Read More >>

Untukmu dari mereka yang lemah

Posted by Mira Sabtu, 15 Oktober 2016 0 komentar

Saat kamu terlelap tidur, bisa jadi pintu langit diketuk puluhan do'a yang  pernah dimohonkan kebaikan untukmu....
do'a tersebut mustajab datang

dari orang faqir yang kamu tolong,  
dari orang lapar yang kamu beri makan,
dari orang sedih yang kamu bahagiakan,
dari orang yang berpapasan yang kamu beri senyuman.  
dari orang yang dihimpit kesulitan yang pernah kamu lapangkan.

maka berbagai kebaikan yang dilakukan
jangan pernah diremehkan walau
terlihat kecil....

Ibnu Qayyim AlJauziah.

     هَلْ تُنْصَرُوْنَ وَتُرْزَقُوْنَ إِلاَّ بِضُعَفَائِكُم
     
"Bahwasanya kalian mendapat pertolongan dan rizki disebabkan
adanya yang lemah di antara kalian......"
(HR.Bukhari 2896)
       
Dilimpahkan pertolongan dan rizki dari Alloh,akibat ungkapan syukur dari mereka kalangan lemah yang pernah kamu bantu...
      
Dan barangsiapa yg memudahkan kesulitan seseorang yang dililit hutang,  niscaya Alloh akan memudahkan segala sesuatu baginya di dunia dan di akhirat.
(HR. Muslim 2699)


Read More >>

Welcome Home Nak... #copasgrupparenting

Posted by Mira 0 komentar

Welcome..Home, nak!

#sebuah catatan indah dari Wina Risman

Berapa anakmu?

3? 2? 1? Berapa yang sekolah?. Apa yang engkau lakukan ketika menerima mereka sepulang sekolah?

Peluk? Sapa? Mengingatkan serentetan peraturan? Mulai dr taro sepatu di tempatnya sampai, jangan lupa kerjain pe-ernya?

Berapa menit mereka boleh beristirahat sekenanya? Masih pake seragam sekolah? Atau seragam hrs sudah masuk ke tempat cucian kotor? Berapa menit? 10? 20? 30?

Pertanyaannya, berapa menit ibu sanggup tahan melihat mereka blm ganti baju dan berleyeh-leyeh baik di kamar ataupun ruangan lainnya?

Apakah mereka sempat ibu tanya?
Mungkin nanti pas makan malam..tentang bagaimana harinya? Bagaimana teman baiknya? Siapa yg menyebalkan? Susah nggak ujian? Perhatikan jawabannya, Ikut antusias pada ceritanya?

Boleh nggak menahan bertanya, berapa nilai ujian kemaren? Td pas tes hafalan, bisa nggak? Atau berkomentar ttg hal negatif yang terjadi hari ini. Bisa nggak?

Terdengar familiar?

Ya itulah kebanyakan dari kita. Termasuk juga saya, yang tidak luput dari 'terpeleset' kembali ke metode 'interview' jaman dahulu kala.

Kalau ibu-ibu NGGAK PERNAH mengalami hal diatas..Masha Allah Tabarakallah! Ibu super hebat 👍🏼

Anak zaman sekarang, nggak bisa pake metode lama. Peduli hanya pada nilai test aja, kenapa sekian bisa salah, tapi lupa pada jumlah betulnya. Mengingatkan rutinitas dan peraturan, tapi lupa merasakan, bagaimana rasanya menjadi tubuh kecil yang lelah.. Sekolah dari pagi sampai ashar terkadangnya, belum lagi persiapan sekolah itu. Dari bangun sampai rapi menjelang berangkat. Dan pulang? Bersama dengan tas yang super berat.. Berisi pe-er dan tugasan yang tidak kalah beratnya.

Mari berandai sejenak..andai anak itu kita. Maukah diperlakukan demikian? Begitu melangkah masuk ke halaman rumah, sudah disapa dengan.. "Ayoo.. Sepatunya ditaro di tempatnya, jangan lupa ganti baju...bla..bla..bla"...

"HHhhhhhh, lelahnyaaa! Blm sampe aja disambut sama rentetan perintah. Belum juga kelihatan mukanya. Nanya apa kek, senyum kek.. Jangan2.. Malah nanya ttg nilai test hari ini??"
Begitu kira-kira?

Istighfar

Saya tahu ibu-ibu semua,lelah. Capek. Sudah seharian berjibaku dengan rutinitas yang itu-itu saja, dan sepertinya tidak habis-habisnya. Iya, faham. Nggak perlu lah dapat kerjaan tambahan, nyusun sepatu dan mungut baju seragam yang bau asem yg bertebaran dimana-mana itu. Ya kan??
Cucian piring aja blm selesai semua. 😭

Tapi, sebentar! Sebentar ajaa...
Tarik nafas. Jadilah mereka. Rasailah bagaimana lelahnya tubuh kecilnya. Menggendong buku yg banyak, dan beban pelajaran yg diterima hari ini. Belum lagi setumpuk pe-er yg sudah menghantui.
Berhentilah sebentar. Tarik nafas. Atur diri. Senyuuummm... Siapkan posisi pelukan, jongkok.. Biar tingginya sama... Peluk eraaaattt, hujani dengan ciuman... Sapa dengan bilang "mamaaa kangeeen sekali sama (nama) hari ini, bagaimana harimu nak?"

Tanya

Belum tentu ia mau jawab. Ia lelah. Tapi yang pasti, ia akan tersenyum menerima semuaaa perlakuan hangat penuh cinta tersebut!

Nggak percaya?! Cobalah?

Wagu? Aneh? Canggung?
Ah, itu kan karena belum terbiasa
Ala bisa karena biasa...

Bagi yang sudah melakukan ini semuaa.. Alhamdulillah!
Bagi yg belum, yuk kita coba! Dan lihat perbedaannya!

Bagi yang masih suka 'terpeleset' seperti saya, banyak -banyak istighfar dan coba lagi aja 😄. Sampai terbiasa.

Insha Allah kita bisa!
Semangaat 💪🏼💪🏼💪🏼

Untuk para ayah, kalau mau sampe rumah, kami tahu engkau lelah, tarik nafas dan jangan lupa, siapkan senyum terindah, karena buat sang buah hati, ketika ayah pulang ke rumah, mereka sambut bagaikan superhero yang paling ternama.

Insha Allah kita bisa. Demi sang buah hati.
Bukankah jika kita tua nanti, begitu pula sambutan yang kita harapkan dari mereka nanti??

Senyum. Pelukan. Tanyakan.. Bagaimana harimu hari ini nak?

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

*tidak perlu izin share, jika dirasa bermanfaat 😊🙏🏻


Read More >>

Keberkahan Gaji #copasgrup

Posted by Mira 0 komentar

Seseorang datang kepada Imam  Syafi’i mengadukan tentang kesempitan hidup yang ia alami. Dia memberi tahukan bahwa ia bekerja sebagai orang upahan dengan gaji 5 dirham. Dan gaji itu tidak mencukupinya.

Namun anehnya, Imam Syafi’i justru menyuruh dia untuk menemui orang yang mengupahnya supaya mengurangi gajinya menjadi 4 dirham. Orang itu pergi melaksanakan perintah Imam Syafi’i sekalipun ia tidak paham apa maksud dari perintah itu.

Setelah berlalu beberapa lama orang itu datang lagi kepada Imam Syafi’i mengadukan tentang kehidupannya yang tidak ada kemajuan. Lalu Imam Syafi’i memerintahkannya untuk kembali menemui orang yang mengupahnya dan minta untuk mengurangi lagi gajinya menjadi 3 dirham. Orang itupun pergi melaksanakan anjuran Imam Syafi’i dengan perasaan sangat heran.

Setelah berlalu sekian hari orang itu kembali lagi menemui Imam Syafi’i dan berterima kasih atas nasehatnya. Ia menceritakan bahwa uang 3 dirham justru bisa menutupi seluruh kebutuhan hidupnya, bahkan hidupnya menjadi lapang. Ia menanyakan apa rahasia di balik itu semua?

Imam Syafi’i menjelaskan bahwa pekerjaan yang ia jalani itu tidak berhak mendapatkan upah lebih dari 3 dirham. Dan kelebihan 2 dirham itu telah mencabut keberkahan harta yang ia miliki ketika tercampur dengannya.

Lalu Imam Syafi’i membacakan sebuah sya’ir:

جمع الحرام على الحلال ليكثره
دخل الحرام على الحلال فبعثره

Dia kumpulkan yang haram dengan yang halal supaya ia menjadi banyak.

Yang harampun masuk ke dalam yang halal lalu ia merusaknya.

_____

Barangkali kisah ini bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita dalam bekerja. Jangan terlalu berharap gaji besar bila pekerjaan kita hanya sederhana. Dan jangan berbangga dulu mendapatkan gaji besar, padahal etos kerja sangat lemah atau tidak seimbang dengan gaji yang diterima.

Bila gaji yang kita terima tidak seimbang dengan kerja, artinya kita sudah menerima harta yang bukan hak kita. Itu semua akan menjadi penghalang keberkahan harta yang ada, dan mengakibatkan hisab yang berat di akhirat kelak.

Harta yang tidak berkah akan mendatangkan  permasalahan hidup yang membuat kita susah, sekalipun bertaburkan benda-benda mewah dan serba lux. Uang banyak di bank tapi setiap hari cek-cok dengan istri. Anak-anak tidak mendatangkan kebahagiaan sekalipun jumlahnya banyak. Dengan teman dan jiran sekitar tidak ada yang baikan.

Kendaraan selalu bermasalah. Ketaatan kepada Allah semakin hari semakin melemah. Pikiran hanya dunia dan dunia. Harta dan harta. Penglihatan selalu kepada orang yang lebih dalam masalah dunia. Tidak pernah puas, sekalipun mulutnya melantunkan alhamdulillah tiap menit.

Kening selalu berkerut. Satu persatu penyakitpun datang menghampir. Akhirnya gaji yang besar habis untuk cek up ke dokter sana, periksa ke klinik sini. Tidak ada yang bisa di sisihkan untuk sedekah, infak dan amal-amal sosial demi tabungan masa depan di akhirat. Menjalin silaturrahim dengan sanak keluarga pun tidak. Semakin kelihatan mewah pelitnya juga semakin menjadi. Masa bodoh dengan segala kewajiban kepada Allah. Ada kesempatan untuk shalat ya syukur, tidak ada ya tidak masalah.

Semoga Allah mengaruniakan kepada kita kemampuan untuk serius dalam bekerja dan itqan, hingga rezeki kita menjadi berkah dunia dan akhirat

Semoga menjadi nasehat buat kita semua.


Read More >>

AWAS, TERGELINCIR

Posted by Mira Rabu, 12 Oktober 2016 0 komentar

"AWAS, TERGELINCIR"

#copas dari grup

Numan bin Tsabit atau yang biasa kita kenal dengan Abu Hanifah rahimahullah, atau populer disebut Imam Hanafi, pernah berpapasan dengan anak kecil yg berjalan mengenakan sepatu kayu (terompah kayu).

Sang imam berkata : "Hati-hati, Nak dengan sepatu kayumu itu, jangan sampai kau tergelincir".

Bocah ini pun tersenyum dan mengucapkan terima kasih atas perhatian Abu Hanifah.

"Bolehkah saya tahu namamu, Tuan?" tanya si bocah.

"Nu'man namaku", jawab sang imam.

"O.. jadi, tuankah yang selama ini terkenal dengan gelar Al-Imam Al-A'dhom (Imam agung) itu..??", tanya si bocah.

"Bukan aku yang memberi gelar itu, Masyarakatlah yang berprasangka baik dan memberi gelar itu kepadaku", jawab sang Imam.

"Wahai sang Imam, berhati - hatilah dengan gelarmu. Jangan sampai tuan tergelincir ke neraka karena gelar itu. Sepatu kayuku ini mungkin hanya menggelincirkanku di dunia. Tapi gelarmu itu dapat menjerumuskan mu ke dalam api yang kekal JIKA KESOMBONGAN dan KEANGKUHAN menyertainya..."

Ulama besar yang diikuti banyak umat Islam itupun tersungkur menangis menerima nasehat 'tajam' dr seorang bocah kecil...

Imam Abu Hanifah rahimahullah (Hanafi) bersyukur. Siapa sangka, peringatan yg begitu dalam maknanya, justru datang dari lidah seorang bocah...

Saudaraku tercinta...
Betapa banyak manusia yang tertipu karena JABATAN, tertipu karena KEDUDUKAN, tertipu karena GELAR atau TITEL, tertipu karena POSISI YG 'DIMULIAKAN', tertipu karena STATUS SOSIAL, tertipu karena sebutan gelar HAJI/HAJAH, USTADZ, AL MUKARROM, SYAIKH) dan sebagainya...

Mari berhati-hati dan TERUS SALING MENGINGATKAN..
Agar jangan sampai kita tergelincir...
Jangan sampai kita menjadi angkuh dan sombong karena gelar, jabatan, status sosial dan kebesaran di dunia...

Ingatlah...

"Sepasang tangan yang menarik kita kala terjatuh lebih harus kita percayai daripada seribu tangan yg menyambut kita kala tiba di puncak kesuksesan.."

Mari kita hubungi sahabat-sahabat kita...
Karena sahabat yg baik adalah lentera di kegelapan..
Kadang cahayanya baru terasa ketika dunia terasa gelap...

Ketahuilah...
"TIDAK AKAN MASUK SURGA orang yang dalam hatinya ada sifat sombong, walaupun hanya seberat biji sawi"
(Hadits Riwayat Muslim).

JANGAN MEREMEHKAN NASEHAT, WALAU DATANGNYA DR SEORANG 'BOCAH INGUSAN'.

"Undhur maa qiila wa laa tandhur man qaala" - "Perhatikan APA yg disampaikan dan jangan melihat SIAPA yg menyampaikan"

Semoga bermanfa'at.


Read More >>

Hanya diantaramu dan Allah

Posted by Mira Selasa, 11 Oktober 2016 0 komentar

It Always between You and God

Bila engkau baik… 
Orang mungkin akan menuduhmu menyembunyikan motif egoismu.
Biar begitu, tetaplah bersikap baik.

Bila engkau jujur dan berterus terang…
Orang mungkin akan menipumu.
Biar begitu, tetaplah berbuat jujur dan berterus terang.

Bila engkau sukses…
Mungkin engkau akan mendapat teman-teman palsu dan musuh-musuh sejati.
Biar begitu, tetaplah meraih sukses.

Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun…
Mungkin akan dihancurkan oleh seseorang dalam semalam.
Biar begitu, tetaplah membangun.

Bila engkau menemukan ketenangan dan kebahagian,
Orang mungkin akan iri hati dan dengki.
Biar begitu, tetaplah berbahagia dan temukan kedamaian hati.

Kebaikan yang engkau lakukan hari ini…
Mungkin akan dilupakan orang keesokan harinya.
Biar begitu, tetaplah lakukan kebaikan.

Berikan pada dunia milikmu yang terbaik…
Dan mungkin itu tak akan pernah cukup.
Biar begitu, tetaplah berikan pada dunia milikmu yang terbaik.

Ketahuilah…
Pada akhirnya…
Semua ini adalah masalah…

Antara engkau dengan Tuhanmu.
Bukan antara engkau dengan mereka.

Wallahu a’lam bishshowab


Read More >>

Sabar dan ikhlas menerima kenyataan

Posted by Mira 0 komentar

#copas dari web kata-kata hikmah


Sahabat Hikmah…

Pernahkah mengalami MUSIBAH atau COBAAN yang sangat menSAKITkan?

Mungkin suami/istrei/anak Anda sakit yang tidak bisa disembuhkan atau bahkan meninggal, atau Anda di-PHK (kerja atau cinta), bisnis bangkrut, suami/isteri selingkuh, bercerai, suami tidak mau memberi nafkah, isteri yang tidak taat, sauadara, teman atau tetangga tidak mau menyapa, orang tua, suami, teman  yang zhalim, dsb.

Apakah Anda ingin SABAR dan RIDLO menerima setiap keNYATAan,

serta tetap bisa TERSENYUM dan berbuat BAIK kepada mereka,

dan tetap berSYUKUR kepada Allah atas keNYATAan tersebut ?

Bila Anda bisa melakukan seperti itu…

berarti Anda telah melakukan hal yang menTAKJUBkan.

Karena Rasulullah bersabda dari Suhaib r.a.,

“Sungguh menTAKJUBkan perkaranya orang yang berIMAN, karena SEGALA URUSANnya adalah BAIK baginya. Dan hal yang demikian itu TIDAK AKAN terdapat KECUALI HANYA pada orang MUKMIN; yaitu jika ia mendapatkan keBAHAGIAan, ia berSYUKUR, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang TERBAIK untuknya. Dan jika ia tertimpa MUSIBAH, ia berSABAR, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal TERBAIK bagi dirinya.” (HR. Muslim)

Sahabat Hikmah…

Dari hadits di atas ternyata TIPS-nya satu, yaitu menjadi manusia berIMAN

Tetapi beriman yang seperti apa sahabat?

Yaitu menjadi orang yang berIMAN dengan 6 RUKUN IMAN (berIMAN kepada Allah, Malaikat, Kitab-kitabNya, Rasul-rasul-Nya, Taqdir-Nya dan Hari Akhir) dan berIMAN dengan hal-hal berikut :

1. BerIMAN bahwa hidup di DUNIA adalah SEMENTARA, bukan sebenarnya keHIDUPan dan AKHIRAT itulah keHIDUPan yang sebenarnya dan KEKAL.

Sehingga kita akan berSABAR untuk menjalani keHIDUPan yang SEMENTARA dan menanti keHIDUPan yang KEKAL ABADI.

“Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan DUNIA itu hanyalah perMAINan dan suatu yang meLALAIkan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan DUNIA ini tidak lain hanyalah keSENANGan  yang MENIPU ?” (QS Al-Hadiid: 20)

“Allah bertanya, ‘Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?’ Mereka menjawab, ‘Kami tinggal (di bumi) SEHARI atau ½ HARI, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.’ Allah berfirman, ‘Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan SEBENTAR saja, kalau kamu mengetahui dengan sesungguhnya.’ Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menCIPTAkan kamu secara MAIN-MAIN (saja), dan bahwa kamu tidak akan diKEMBALIkan kepada Kami?” (QS Al-Mu’minuun: 112-115)

2. BerIMAN bahwa hidup di DUNIA adalah TEMPAT UJIAN (dengan keBURUKan dan keBAIKan ) dan akan diMINTA perTANGGUNGJAWABannya (kewajiban) masing-masing.

Sehingga kita akan SIAP hidup susah (yang tidak sesuai dengan keinginan )  dengan penuh pengorbanan, kita akan IKHLAS (karena Allah bukan karena orang yang kita BENCI)  tetap bisa TERSENYUM dan berbuat BAIK kepada orang yang menZHALIMi kita. Kita akan bisa mempunyai kePRIBADIan seperti para Nabi dan Rasul.

”Dialah yang menJADIkan MATI dan HIDUP, supaya Dia mengUJI kamu, siapa di antara kamu yang LEBIH BAIK amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS Al Mulk : 2)

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengUJI kamu dengan keBURUKan dan keBAIKan sebagai COBAAN (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” (Qs. al-Anbiya’: 35).

“Tidak ada sesuatu yang dapat memperberat timbangan (kebaikan) seorang mukmin pada hari Kiamat selain kebaikan akhlaknya”. (HR. Tirmidzi)

”Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung. ” (QS Al Qalam : 4)

3. BerIMAN bahwa semua yang terjadi telah TERTULIS dalam KITAB di LAUH MAHFUZH.

”Tiada suatu BENCANA pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah TERTULIS dalam kitab (Lauhul-Mahfuzh) SEBELUM Kami menCIPTAkannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah MUDAH bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu JANGAN berDUKA cita terhadap apa yang LUPUT dari kamu, dan supaya kamu JANGAN TERLALU GEMBIRA terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah TIDAK MENYUKAI setiap orang yang SOMBONG lagi memBANGGAkan diri,”(QS Al-Hadiid: 22-23)

4. BerIMAN bahwa UJIAN adalah untuk mengetahui keBENARan IMAN kita.

”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka diBIARkan (saja) mengatakan: “Kami telah berIMAN”, sedang mereka tidak diUJI lagi?  Dan sesungguhnya Kami telah mengUJI orang-orang yang SEBELUM mereka, maka sesungguhnya Allah mengeTAHUi orang-orang yang BENAR dan sesungguhnya Dia mengeTAHUi orang-orang yang DUSTA.” (QS Al ’Ankabut : 2-3)

 5. BerIMAN bahwa disamping MUSIBAH COBAAN yang ada, jauh lebih BANYAK NIKMAT yang Allah berikan, dan kita WAJIB berSYUKUR dan berTAKWA.

”Dan Dia telah memberikan kepadamu (kePERLUanmu) dari SEGALA apa yang kamu MOHONkan kepadanya. Dan jika kamu mengHITUNG NI’MAT Allah, TIDAKlah dapat kamu mengHITUNGnya. Sesungguhnya MANUSIA itu, sangat ZHALIM dan sangat mengINGKARi (ni`mat Allah).”(QS Ibrahim : 34)

”Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: “Sesungguhnya jika kamu berSYUKUR, pasti Kami akan menTAMBAH (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengINGKARi (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya ADZAB-Ku sangat PEDIH”. (QS Ibrahim : 7)

Katakanlah: “Siapakah yang memberi RIZKI kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) penDENGARan dan pengLIHATan, dan siapakah yang mengKELUARkan yang HIDUP dari yang MATI dan mengKELUARkan yang MATI dari yang HIDUP dan siapakah yang mengATUR segala urusan?” Maka mereka akan menjawab: “Allah”. Maka katakanlah: “MENGAPA kamu tidak berTAKWA (kepada-Nya)?”  (QS Yunus : 31)

6. BerIMAN bahwa semua keBAIKan “yang menimpa” kita berasal dari “sisi Allah” dan keBURUKan “yang menimpa” kita adalah disebabkan diri kita sendiri (dari nafs kita sendiri).

”Apa saja NI’MAT yang kamu peroleh adalah DARIi Allah, dan apa saja BENCANA yang menimpamu, maka DARI (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.” (QS An Nisa : 79)

” Boleh jadi kamu memBENCI sesuatu, padahal ia AMAT BAIK bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menSUKAi sesuatu, padahal ia AMAT BURUK bagimu; Allah MENGETAHUI, sedang kamu TIDAK MENGETAHUI. “ (QS. Al Baqarah: 216)

7. BerIMAN bahwa untuk masuk SURGA harus siap menerima UJIAN, dan BESARnya PAHALA tergantung BESARnya UJIAN.

”Apakah KAMU mengKIRA bahwa kamu akan MASUK SURGA ? Padahal belum datang kepadamu COBAAN sebagaimana halnya orang-orang terDAHULU sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh MALAPETAKA dan keSENGSARAan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya perTOLONGan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya perTOLONGan Allah itu AMAT DEKAT.” (QS Al Baqarah :214)

Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang PALING BERAT UJIAN dan COBAANnya?” Nabi Saw menjawab, “Para NABI kemudian yang MENIRU (menyerupai) mereka dan yang MENIRU (menyerupai) mereka. Seseorang diUJI menurut KADAR AGAMAnya. Kalau AGAMAnya TIPIS (lemah) dia diUJI sesuai dengan itu (RINGAN) dan bila IMANnya KOKOH dia diUJI sesuai itu (KERAS). Seorang diUJI terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi BERSIH dari DOSA-DOSA. (HR. Bukhari)

”Seorang hamba memiliki suatu DERAJAT di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan AMAL-AMAL keBAIKannya maka Allah mengUJI dan menCOBAnya agar dia menCAPAI derajat itu.” (HR. Ath-Thabrani)

”Apabila Aku mengUJI hamba-Ku dengan memBUTAkan keDUA MATAnya dan dia berSABAR maka Aku GANTI kedua matanya dengan SURGA. (HR. Ahmad)

”Salah seorang dari mereka lebih senang mengalami ujian dan cobaan daripada seorang dari kamu (senang) menerima pemberian.” (HR. Abu Ya’la)

8. BerIMAN bahwa UJIAN adalah bentuk KASIH SAYANG Allah kepada Hambanya, karena SURGA harus diperoleh dengan  JIHAD (keSUNGGUHan) dan keSABARan.

“Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan keBAIKan maka ditimpakan UJIAN padanya.” (HR. Bukhari)

“ Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila menCINTAi suatu kaum Allah mengUJI mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi)

”Apakah kamu mengKIRA bahwa kamu akan MASUK SURGA? padahal belum NYATA bagi Allah orang-orang yang berJIHAD di antaramu, dan belum NYATA orang-orang yang SABAR.” (QS Ali ’Imran : 142)

9. BerIMAN bahwa  UJIAN dan COBAAN yang diterima akan mengHAPUS DOSA-DOSA.

“Tiada seorang mukmin ditimpa RASA SAKIT, keLELAHan (kepayahan), diserang PENYAKIT atau keSEDIHhan (keSUSAHan) sampai pun DURI yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah mengHAPUS DOSA-DOSAnya.” (HR. Bukhari)

“Barangsiapa ditimpa musibah dalam hartanya atau pada dirinya lalu dirahasiakannya dan tidak dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi hak atas Allah untuk mengampuninya.” (HR. Ath-Thabrani)

10. BerIMAN bahwa UJIAN dan COBAAN adalah untuk menDEKATkan dirinya kepada Allah.

”Apabila Allah menCINTAi hamba maka dia diUJI agar Allah menDENGAR perMOHONannya (kerendahan dirinya).” (HR. Al-Baihaqi)

11. BerIMAN bahwa Allah mengUJI seorang hamba sesuai dengan keMAMPUannya.

Allah tidak memBEBANi seseorang melainkan SESUAI dengan keSANGGUPannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. ” (QS Al Baqarah : 286)

”Tidak semestinya seorang muslim mengHINA dirinya. Para sahabat bertanya, “Bagaimana mengHIHA dirinya itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “MeLIBATkan diri dalam UJIAN dan COBAAN yang dia TAK TAHAN menderitanya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

”Bukanlah dari (golongan) kami orang yang menampar-nampar pipinya dan merobek-robek bajunya apalagi berdoa dengan doa-doa jahiliyah.” (HR. Bukhari)

12. BerIMAN bahwa Allah mengUJI manusia SEPERTI mengUJI keMURNIan EMAS.

”Allah menguji hambaNya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang ke luar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang ke luar seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah).” (HR. Ath-Thabrani)

13. BerIMAN bahwa berSABAR, berSYUKUR, meMAAFkan, dan berISTIGHFAR adalah HIDAYAH dari Allah.

”Barangsiapa diUJI lalu berSABAR, diBERI lalu berSYUKUR, diZHALIMi lalu meMAAFkan dan menZHALIMi lalu berISTIGHFAR maka bagi mereka keSELAMATan dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh HIDAYAH.” (HR. Al-Baihaqi)

14. BerIMAN bahwa keBERKAHan Allah adalah bila kita RIDLO dengan semua NI’MAT yang Allah berikan baik SEDIKIT atau BANYAK.

Sesungguhnya Allah Azza Wajalla mengUJI hambanya dalam RIZKI yang diberikan Allah kepadanya. Kalau dia RIDLO dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan memBERKAHinya dan meLUASkan pemberianNya. Kalau dia TIDAK RIDLO dengan pemberianNya maka Allah TIDAK AKAN memberinya BERKAH.” (HR. Ahmad)



Wallahu a’lam bi showab


Read More >>

90% penyakit berasal dari pikiran

Posted by Mira 0 komentar

#copas dari share teman

Sumber :
Buku “The Healing & Discovering the Power of the Water"

Penyakit itu 90% Berasal dari Pikiran
Penyakit itu 90% berasal dari pikiran, 10%-nya dari pola makan. Gak Percaya?? Lihat Orang Gila, makan apa pun yg kotor fisiknya sehat, nggak pernah mandi, nggak gatal2..kok sehat terus, masuk angin aja juga tidak...karena pikirannya selalu Happy, nggak mikir opo2...
Berikut korelasi daftar penyakit dengan pikiran negatif:
1) MARAH, selama 5 menit akan menyebabkan sistem imun tubuh kita mengalami depresi 6 jam.
2) DENDAM & MENYIMPAN KEPAHITAN akan menyebabkan imun tubuh kita mati.. Dari situlah bermula segala penyakit, seperti STRESS, KOLESTEROL, HIPERTENSI, SERANGAN JANTUNG, RHEMATIK, ARTHRITIS, STROKE (perdarahan / penyumbatan pembuluh darah).
3) Jika kita sering membiarkan diri kita STRESS, maka kita sering mengalami GANGGUAN PENCERNAAN.
4) Jika kita sering merasa KHAWATIR, maka kita mudah terkena penyakit NYERI PUNGGUNG.
5) Jika kita MUDAH TERSINGGUNG, maka kita akan cenderung terkena penyakit INSOMNIA (susah tidur).
6) Jika kita sering mengalami KEBINGUNGAN, maka kita akan terkena GANGGUAN TULANG BELAKANG BAGIAN BAWAH.
7) Jika kita sering membiarkan diri kita merasa TAKUT yang BERLEBIHAN, maka kita akan mudah terkena penyakit GINJAL.
8) Jika kita suka ber-NEGATIVE THINKING, maka kita akan mudah terkena DYSPEPSIA (penyakit sulit mencerna).
9) Jika kita mudah EMOSI & cenderung PEMARAH, maka kita bisa rentan terhadap penyakit HEPATITIS.
10) Jika kita sering merasa APATIS (tidak pernah peduli) terhadap lingkungan, maka kita akan berpotensi mengalami PENURUNAN KEKEBALAN TUBUH.
11) Jika kita sering MENGANGGAP SEPELE semua persoalan, maka hal ini bisa mengakibatkan penyakit DIABETES.
12) Jika kita sering merasa KESEPIAN, maka kita bisa terkena penyakit DEMENSIA SENELIS (berkurangnya memori dan kontrol fungsi tubuh).
13) Jika kita sering BERSEDIH & merasa selalu RENDAH DIRI, maka kita bisa terkena penyakit LEUKEMIA (kanker darah putih).


Read More >>

Tentang Persiapan Nikah

Posted by Mira Jumat, 07 Oktober 2016 0 komentar

Atas pinta tersurat & tersirat beberapa Tweeps Shalih(in+at), nanti insyaaLlah Salim KulTwit Persiapan #Nikah dari #BMC http://bit.ly/gW5rG4

Sabar sebentar ya. KulTwit Persiapan #Nikahdari Bahagianya Merayakan Cinta #BMC harap sabar menunggu sarapan bersama Hilma & Umminya usai ;)

1. Dalam isyarat Nabi tentang #Nikah, ialah sunnah teranjur nan memuliakan. Sebuah jalan suci untuk karunia sekaligus ujian cinta-syahwati.

2. Maka #Nikah sebagai ibadah, memerlukan kesiapan & persiapan. Ia tuk yang mampu, bukan sekedar mau. "Ba'ah" adalah parameter kesiapannya.

3. Maka berbahagialah mereka yang ketika hasrat #Nikah hadir bergolak, sibuk mempersiapkan kemampuan, bukan sekedar memperturutkan kemauan.

4. Persiapan #Nikah hendaknya segera membersamai datangnya baligh, sebab makna asal "Ba'ah" dalam hadits itu adalah "Kemampuan seksual."

5. Imam Asy Syaukani dalam Subulus Salam, Syarh Bulughul Maram menambahkan makna "Ba'ah" yakni: kemampuan memberi mahar & nafkah. #Nikah

6. Mengompromikan "Ba'ah" di makna utama (seksual) & makna tambahan (mahar, nafkah), idealnya anak lelaki segera mandiri saat baligh.#Nikah

7. Jika kesiapan #Nikah diukur dengan "Ba'ah", maka persiapannya adalah proses perbaikan diri nan tak pernah usai. Ia terus seumur hidup.

8. Izinkan saya membagi Persiapan #Nikahdalam 5 ranah: Ruhiyah, 'Ilmiyah, Jasadiyah (Fisik), Maaliyah (Finansial), Ijtima'iyah (Sosial)

9. Persiapan #Nikah perlu start awal. Salim nikah usia 20 th, tapi karena persiapannya dimulai umur 15 th, maka tak bisa disebut tergesa.

10. Sebaliknya, ada orang yang #Nikah-nya umur 30 th, tapi persiapan penuh kesadaran baru dimulai umur 29,5 th. Itu namanya tergesa-gesa.

  11. Kita mulai dari yang pertama; Persiapan Ruhiyah. Ialah nan paling mendasar. Segala persiapan #Nikah lainnya berpijak pada yang satu ini.

12. Persiapan Ruhiyah (Spiritual) ada pada soal menata diri menerima ujian & tanggungjawab hidup nan lebih berlipat, berkelindan. #Nikah

13. (QS Ali Imran 14): Sebelum nikah ujian kita linear: pasangan hidup. Begitu #Nikahberjejalin: pasangan, anak, harta, gengsi, investasi.

14. Sebelum #Nikah, grafik hidup kita analog dengan amplitudo kecil. Setelah menikah, ia digital variatif; kalau bukan NIKMAT, ya MUSIBAH.

15. Maka termakna jua dalam Persiapan Ruhiyah terkait #Nikah adalah kemampuan mengelola SABAR dan SYUKUR menghadapi tantangan-tantangan itu.

16. SABAR & SYUKUR itu semisal tentang pasangan; ia keinsyafan bahwa tak ada yang sempurna. Setiap orang memiliki lebih & kurangnya. #Nikah

17. Khadijah itu lembut, penyabar, penuh pengertian, & dukung penuh perjuangan. Tapi tak semua lelaki mampu beristeri jauh lebih tua.#Nikah

18. 'Aisyah: cantik, cerdas, lincah, imut. Tapi tak semua lelaki siap dengan kobar cemburunya nan sampai banting piring di depan tamu#Nikah

19. Persiapan Ruhiyah #Nikah adalah mengubah ekspektasi menjadi obsesi. Dari harapan akan apa nan diperoleh, menuju nan apa akan dibaktikan.

20. Jika #Nikah masih terbayang sbb: lapar ada yang masakin, capek ada yang mijitin, baju kotor dicuciin. Itu ekspektasi. Bersiaplah kecewa.

21. Ekspektasi macam itu lebih tepat dipuaskan oleh tukang masak, tukang pijit, & tukang cuci;) Ber-obsesilah dalam #Nikah. "Apa obsesimu?"

22. Obsesi sebagai Persiapan Ruhiyah #Nikahsemisal: Bagaimana kau akan berjuang sebagai suami/isteri ayah/ibu untuk mensurgakan keluargamu?

23. Usai itu, di antara persiapan Ruhiyah #Nikahadalah menata ketundukan pada segala ketentuanNya dalam rumahtangga & masalah-masalahnya.

24. Lalu persiapan 'Ilmiyah-Tsaqafiyah (Pengetahuan) #Nikah, meliput banyak hal semisal Fiqh, Komunikasi Pasangan, Parenting, Manajemen, dll

25. Bukan Ustadz-pun, tiap muslim harus sampai pada batas minimal lmu syar'i nan dibutuhkan dalam berhidup, berinteraksi, berkeluarga #Nikah

26. Lalu tentang komunikasi pasangan; seringnya masalah rumahtangga bukan krn ada maksud jahat, melainkan maksud baik nan kurang ilmu #Nikah

27. Sungguh harus diilmui bahwa lelaki & perempuan diciptakan berbeda dengan segala kekhasannya, untuk saling memahami & bersinergi. #Nikah

28. Contoh beda hadapi masalah & tekanan; Wanita: berbagi, didengarkan, dimengerti. Lelaki: menyendiri, kontemplasi, rumuskan solusi #Nikah

29. Bayangkan jika perbedaan itu dibawa dalam sikap dengan asumsi: "Aku mencintaimu seperti aku ingin dicintai" Konflik pasti meraja.#Nikah

30. ->Suami pulang dgn masalah berat disambut isteri yg memaksa ingin tahu & dengar problemnya, padahal ia ingin sendiri & bersolusi. #Nikah

31. Lihatlah Khadijah saat Muhammad pulang dr Hira' dengan panik & resah. Dia tak bertanya, dia sediakan ruang sendiri & kontemplasi.#Nikah

32. Sebaliknya-> Isteri yg sdg ingin didengar lalu curhat ke suami, suami malah tawarkan solusi. Padahal dia hanya ingin dimengerti. #Nikah

33. Isteri: Mas aku capek, rumah berantakan bla-bla-bla. Suami: OK, kita cari pembantu. I: O, jadi aku dianggap pembantu?!. S: Lho?! #Nikah

34. BEDA: Istri cerita untuk ringankan beban hatinya. Dimengerti itu solusi >< Suami akan cerita masalah yang sudah berhasil diatasi.#Nikah

35. BEDA lagi: Suami single tasking, bisa marah kalau isterinya nan multitasking memintanya kerjakan beberapa hal berrangkai-rangkai.#Nikah

36. BEDA lagi: Isteri sering berkalimat tak langsung nan tak difahami suami. Ie: Mas, Salma belum dijemput, aku masih harus masak!#Nikah

37. -> Jawab suami: Oh, kalau gitu biar nanti Salma pulang sendiri" Dijamin para isteri gondok, sebab maksudnya: Tolong jemput Salma! #Nikah

38. BEDA. Bagi suami masalah hrs disederhanakan (Spiral ke dalam). Bagi isteri, tiap detail & keterkaitan sgt penting (Spiral keluar) #Nikah

39. Dan banyak lagi BEDA yang jk tak diilmui potensial jd masalah serius. Lengkapnya di Bahagianya Merayakan Cinta #BMChttp://bit.ly/gW5rG4

40. Next: Parenting. Waktu kita sempit; belum puas belajar jd suami/isteri, tiba-tiba sdh jd ayah/ibu. Maka segeralah belajar jd Ortu#Nikah

41. Anak adl karunia yg hiasi hidup, amanah (lahir dalam fitrah, kembalikan ke Allah dalam fitrah), pahala, sekaligus fitnah (ujian). #Nikah

42. Maka mengilmui hingga detail-detail kecil soal parenting adalah niscaya. ie Hadits: renggutan kasar pd bayi membekas di jiwa.#Nikah

43. Uji kecil buat calon ibu & ayah: "Apa yang anda lakukan saat anak lari-larian di depan rumah lalu GABRUSS, jatuh berdebam?" #Nikah

44. LAZIM: "Sudah dibilang, jangan lari-lari! Tuh, jatuh kan!" -> Anak belajar utk menganggap dirinya selalu bersalah dalam hidupnya. #Nikah

45. LAZIM: "iih, batunya nakal ya Nak! Sini Ibu balaskan!" -> Anak belajar salahkan keadaan sekitar utk excuse dr kurangnya ikhtiyar. #Nikah

46. LAZIM: "Hm, nggak apa-apa, nggak sakit, cuma kayak gitu!" -> Ketakpekaan. Hati-hati dibalas saat kita sdh tua & sakit-sakitan ;P#Nikah

47. Alangkah bahaya tiap huruf dari lisan bg masa depan anak kita. Latihlah dia agar lempang (tanpa dusta & tipu) dlm taqwa (QS 4: 9) #Nikah

48. Kita masuk persiapan Jasadiyah (Fisik) untuk #Nikah. Ini jua perkara penting sebab terkait dengan keamanan, kenyamanan, & ketenagaan.

49. Awal-awal, periksa & konsultasilah ke dokter atas termungkinnya sgl penyakit tubuh, lebih-lebih nan terkait kesehatan reproduksi#Nikah

50. Per #Nikah-an itu utuh di segala sisi diri, maka menjalani terapi & rawatan tertentu untuk membaikkan fisik adalah jua hal yang utama.

51. Fisik kita & pasangan bertanggungjawab lahirkan generasi penerus yang lebih baik. Maka perbaiki daya & staminanya sejak sekarang.#Nikah

52. Perbaiki pola asup, tata gizi seimbang. Allah akan mintai tg jawab jajan sembarangan jika ia jadi sebab jeleknya kualitas penerus #Nikah

53. Bangun kebiasaan olahraga ilmiah; tak asal gerak tapi membugarkan, menyehatkan, melatih ketahanan. Tugas fisik berlipat 3 setelah #Nikah

54. Jadi, target persiapan fisik #Nikah itu 3 tingkatan; PRIMER: sehat & aman penyakit, SEKUNDER: bugar & tangkas, TERSIER: beauty & charm;)

55. Selanjutnya, persiapan Maliyah (finansial), ini yang paling sering menghantui & membuat ragu sepertinya. Padahal ianya sederhana.#Nikah

56. Yang tepat bicara persiapan Maliyah ini sebenarnya Ust. @ahmadgozali, izinkan Salim lancang singgung sedikit dgn ilmu nan dangkal#Nikah

57. Konsep awal; tugas suami adalah menafkahi, BUKAN mencari nafkah. Nah, bekerja itu keutamaan & penegasan kepemimpinan suami. #Nikah

58. Ingat & catat: Persiapan finansial #Nikahsama sekali TIDAK bicara tentang berapa banyak uang, rumah, & kendaraan yang harus anda punya.

59. Persiapan finansial #Nikah bicara tentang kapabilitas hasilkan nafkah, wujudnya upaya untuk itu, & kemampuan kelola sejumlah apapun ia.

60. Maka memulai per #Nikah-an, BUKAN soal apa anda sudah punya tabungan, rumah, & kendaraan. Ia soal kompetensi & kehendak baik menafkahi.

61. 'Ali ibn Abi Thalib memulai #Nikah bukan dari nol, melainkan minus: rumah, perabot, dll dari sumbangan kawan dihitung hutang oleh Nabi.

62. Tetapi 'Ali menunjukkan diri sebagai calon suami kompeten; dia mandiri, siap bekerja jadi kuli air dengan upah segenggam kurma. #Nikah

63. Maka sesudah kompetensi & kehendak menafkahi yang wujud dalam aksi bekerja -apapun ia-, iman menuntun: #Nikah itu buat kaya (QS 24: 32)

64. Agak malu, Salim juga minus saat nikah; hutang yang terrencanakan terbayar dalam 2 tahun menurut proyeksi hasil kerja saat itu.#Nikah

65. Tetapi Allah Maha Kaya, dan #Nikahmenjadi pintu pengetuknya. Hadirnya isteri menjadi penyemangat; hutang itu selesai dalam 2 bulan.

66. Buatlah proyeksi nafkah #Nikah secara ilmiah & executable, JANGAN masukkan pertolongan Allah dlm hitungan, tapi siaplah dgn kejutanNya;)

67. Kemapanan itu tidak abadi. Saya memilih#Nikah di usia 20 saat belum mapan agar tersiapkan isteri untuk hadapi lapang maupun sempitnya;)

68. Bahkan ketidakmapanan yang disikapi positif menurut penelitian Linda J. Waite (Psikolog UCLA), signifikan memperkuat ikatan cinta #Nikah

69. Ketidakmapanan nan dinamis menurut penelitian Karolinska Institute Swedia, menguatkan jantung, meningkatkan angka harapan hidup. #Nikah

70. Karolinska Institute: kemapanan lemahkan daya tahan jantung thd serangan. Di Swedia, biasanya yang kena infark langsung wafat PNS#Nikah

71. Persiapan #Nikah yang sering terabai ialah nan kelima ini: Ijtima'iyah (Sosial). Pernikahan adalah peristiwa yg kompleks secara sosial.

72. Sebuah per #Nikah-an yang utuh punya visi & misi kemasyarakatan untuk menjadi pilar kebajikan di tengah kemajemukan suatu lingkungan.

73. Untuk itu, mereka yang akan me #Nikahhendaknya mengasah keterampilan sosialnya jauh-jauh hari, sekaligus sebagai bagian pendewasaan.

74. Membiasakan mengkomunikasikan prinsip-prinsip nan diyakini terkait per #Nikah-an & kehidupan kepada Ortu bisa jadi bagian dari latihan.

75. Prinsip Quran tentang hubungan dengan Ortu ialah 'persahabatan', Wa Shaahibhuma (QS Luqman 15). Gunakan itu untuk dewasakan diri.#Nikah

76. Maka kadang Salim menilai kedewasaan kawan yang ingin me #Nikah dengan keberhasilannya untuk komunikasikan prinsip pada Ortu scr ma'ruf.

77. Persiapan kemasyarakatan: kumpulkan modal sosial sebanyak-banyaknya; bahasa, ilmu sosio-antropologis, kelincahan organisasi, dll.#Nikah

78. Per #Nikah-an kita harus hadir sbg pengokoh kebajikan masyarakat, bukan beban ataupun pelengkap-penderita. Utama lagi, jadi pelopor.

79. Mulailah dgn perkenalan berkesan pada lingkungan. Saat walimah nanti; tetangga rumah tinggal setelah #Nikah adl yg plg berhak diundang.

80. Jika harus pindah tempat tinggal, mulai jg dgn perkenalan. Pr tokoh: datangi silaturrahim. Masyarakat umum: undang tasyakuran. #Nikah

81. Stl itu, target besarnya adl menjadikan pintu rumah kita sbg yang plg pertama diketuk saat masyarakat sekitar memerlukan bantuan.#Nikah

82. Tentu berat menopangnya sendiri. Mk yang harus kita punya bkn hanya ASET, melainkan juga AKSES. Bangun jaringan slg menguatkan.#Nikah

83. Ilmuilah bgmn cr menguruskan jaminan kesehatan miskin, beasiswa tak mampu, biaya RS, mobil jenazah gratis, dll DEMI TETANGGA KITA #Nikah

84. Tampillah sbg yang penting & bermanfaat dlm hajat-hajat kebahagiaan maupun duka tetangga, juga rayaan-rayaan sosial-masyarakat. #Nikah

85. Tampillah sbg yang terbaik sejangkau suai kemampuan; Imam Masjid, muadzin, Guru TPA, Bendahara RT, Ketua RW, Pendoa jenazah, dst#Nikah

86. Tampillah sbg nan paling besar kontribusi dlm kebaikan-kebaikan sosial: Agustusan, Syawalan, Kerja Bakti, Arisan, Pengajian, dst#Nikah

87. Ringkas kata untuk persiapan sosial #Nikahini adalah bermampu diri utk menjadi pribadi & keluarga yg AMAN, RAMAH, BERMANFAAT :-)#Nikah

88. Tuntaslah KulTwit Persiapan #Nikah yg diambil dr bagian awal buku Bahagianya Merayakan Cinta #BMC http://bit.ly/gW5rG4Semoga manfaat ;)

89. Kelupaan hal penting: Bawalah masyarakat sekitar kita MELONCAT lebih tinggi dlm kualitas hidup: spiritual, intelektual, finansial #Nikah

http://twitter.com/salimafillah


Read More >>

Permainan Taqdir

Posted by Mira Rabu, 28 September 2016 0 komentar

Oleh: Anis Matta

Fir'aun mungkin tidak pernah membayangkan bahwa kotak kecil berisi bayi Musa yang mengapung di sungai dan merapat ke istananya adalah sebuah surat. Itu pesan bahwa ketika ia menginstruksi pembunuhan bayi laki-laki, tanpa sadar ia sedang bermain dengan takdirnya sendiri. Permainan baru saja dimulai!

Seharusnya Fir'aun sadar bahwa isi kotak ini mutlak masuk dalam daftar bayi yang harus dibantai. Dia tidak boleh membuat pengecualian. Tapi Fir'aun membuat pengecualian. Bayi ini dikeluarkan dari daftar target pembunuhan. Dan itulah awal dari semua bencana yang menimpanya kelak.

Pengecualian itu dibuat dengan logika yang sangat lugu dan naif. Istrinyalah yang memberi ide, bayi itu mungkin bermanfaat atau diangkat sebagai anak. Kaum megaloman seperti Fir'aun biasanya menunjukkan kuasa dengan menebar kasih. Maka ia mengabulkan permintaan istrinya, toh semua masih dalam kendali.

Dari celah jiwa itulah Allah memberlakukan kehendakNya. Sang Rasul tumbuh besar dalam istana, dengan fasilitas istana. Perlindungan yang sempurna. Dari waktu ke waktu bayi itu menunjukkan gelagat berbahaya, tapi kasih sayang mengubah sikapnya. Ia melakukan "pembiaran", semua dalam kendali.

Begitulah Allah mempermainkan Fir'aun. Dimulai dengan mimpi yang menganggu pikirannya dan melahirkan kecemasan luar biasa, lalu bayi mungil itu. Sebuah dinasti raksasa diruntuhkan dengan cara yang sangat sederhana. Dari ide-ide kecil yang diselipkan Allah dalam benak Fir'aun. Itulah permainannya.

Permainan kecil itu hanya ingin menyampaikan pesan sejarah bahwa kendali bukanlah di tangan manusia, termasuk atas pikiran-pikirannya sendiri. Para konspirator selalu ditipu oleh dendam dan megalomania, diyakinkan oleh kedigdayaannya bahwa semua kendali ada di tangan mereka. TIDAK nyatanya!

Sumber optimisme kita dari situ, dari fakta bahwa kendali tidaklah di tangan manusia, kendali tetap di tangan Allah. Dia yg mengendalikan game ini!

Yang harus kita jaga agar takdir baik berpihak pada kita adalah konsistensi pada kebenaran. Walaupun kita akan tampak lugu dan naif. Ini permainannya!

Allah yang mengontrol seluruh permainan ini karena Dia sendiri yang mengendalikan alam raya ini, termasuk ilmu tentang masa depan. Jadi jangann terlalu khawatir!

Semua ilmu manusia tentang masa depan hanya sampai pada zhan (dugaan). Mereka bisa membaca tren, tapi tidak mengendalikannya. Itu seperti meramal cuaca, bisa diduga-duga tapi tidak bisa dikendalikan. Jadi jangan percaya pada propaganda bahwa ada kekuatan yang tak terkalahkan di dunia ini!


Read More >>

Sudah cerdaskah saya ?

Posted by Mira Senin, 22 Agustus 2016 0 komentar

"Sudah cerdaskah saya ?"

Pada jaman dahulu pernah ada seorang Guru  yang sangat dihormati karena tegas dan jujur.

Suatu hari, 2 murid menghadap GURU. Mereka bertengkar hebat dan nyaris beradu fisik.

Keduanya berdebat tentang hitungan 3x7.

Murid pandai mengatakan 21,

Murid bodoh bersikukuh mengatakan 27.

Murid bodoh menantang murid pandai untik meminta GURU sebagai Jurinya untuk mengetahui siapa yang benar diantara mereka , sambil si bodoh mengatakan : "Jika saya yang benar 3 x 7 = 27 maka engkau harus mau dicambuk 10 kali oleh GURU, tapi jika kamu yang benar ( 3x7=21 ) maka saya bersedia untuk memenggal kepala saya sendiri ha ha ha ....." demikian si bodoh menantang dengan sangat yakin dengan pendapatnya

"Katakan GURU, mana yang benar ?" tanya murid bodoh

Ternyata GURU memvonis cambuk 10x bagi murid yang pandai (orang yang menjwb 21).

Si murid pandai protes keras!!

GURU menjawab :
"Hukuman ini bukan utk hasil hitunganmu,tapi untuk KETIDAK ARIFANmu yang mau-maunya berdebat dengan orang bodoh yang tidak tau kalo 3x7 adalah 21"

Guru melanjutkan : "Lebih baik melihatmu dicambuk dan menjadi ARIF daripada GURU harus melihat 1 nyawa terbuang sia-sia!"

Pesan Moral :.

Tidak cukup hanya kecerdasan intelektual atau IQ tinggi ( what do I think )...

Akan tetapi kita perlu kecerdasan emosional atau kemampuan untuk merasa... dan kemampuan mengendalikan rasa ego.
( what do I feel )...

Dan terutama adalah kecerdasan spiritual atau SQ, kemampuan untuk mendengar dan mengikuti suara hati fitrah yang selalu berbisik halus dan menyuarakan kata "cinta dan bijaksana".
( who am I )

Salam


Read More >>

WAWANCARA TENTANG ANAK

Posted by Mira 0 komentar

WAWANCARA TENTANG ANAK

Wartawan (W) : Setiap pasangan yang menikah pasti bersyukur diberikan amanah anak. Namun tak semua orangtua akhirnya merasa bahagia dengan anak-anaknya. Dalam Al Qur’an anak diposisikan di beberapa tempat, kadang dia ujian, dia amanah, dia juga anugerah. Kapan sebenarnya anak menjadi ujian, kapan menjadi amanah, dan kapan ia menjadi anugerah?
Satria Hadi Lubis (SHL) : Sampai kapanpun anak tetap menjadi ujian, amanah dan anugrah bagi orang tuanya. Anak yang sholih ujian apakah ortunya bersyukur atau tdk. Anak yg kurang sholih menjadi ujian apakah ortunya sabar atau tidak. Anak yg sholih adalah amanah untuk dijaga agar tidak menjadi nakal. Anak yg tdk sholih adalah amanah untuk dididik dengan benar. Anak yang sholih adalah anugerah untuk bersyukur kepada Allah. Anak yang tidak sholih adalah anugerah untuk mengumpulkan pahala akibat susah payah mendidik anak tersebut.

W : Mana yang lebih utama yang harus dilakukan oleh orangtua kepada anak? Mendidik atau menafkahi?
SHL : Kewajiban orang tua adalah menafkahi dan mendidik anak-anaknya sesuai kemampuan. Tidak ada yg lebih utama antara menafkahi dan mendidik. Mungkin hanya porsi waktunya saja berbeda. Ayah lebih besar porsinya waktunya untuk mencari nafkah, sedang ibu lbh besar porsi waktunya dalam mendidik anak. Namun tanggung jawab ayah dan ibu secara bersamaan adalah menafkahi dan mendidik anaknya.

W :  Dalam mendidik, prinsip apa yang paling utama yang harus dipegang oleh orangtua?
SHL : Dalam mendidik, prinsip yang paling utama adalah memberikan keteladanan sebagaimana yg dilakukan Rasulullah saw. Susah mendidik anak jika tdk ada keteladanan. Bahkan yg ortunya sdh memberikan teladan saja anak-anaknya masih ada yg bandel. Jadi keteladanan memang tdk menjamin anak otomatis sholih, namun tanpa keteladanan lbh sulit lagi mendidik anak sholih. Setelah ada keteladanan, prinsip lainnya adalah lebih banyak memberikan "setoran" kebaikan (misalnya pujian, bahasa positif, imbalan, bantuan, dll) daripada "penarikan" keburukan (misalnya kecaman, bahasa negatif, hukuman, dll) yang memberikan kesan sakit hati kpd anak.

W : Bagaimana pula dalam menafkahi, apa prinsip utama yang harus dipegang?
SHL : Dalam menafkahi, prinsip utamanya adalah adil dan semampunya. Adil artinya memberikan nafkah sesuai dgn tingkat kebutuhan anak-anaknya. Anak yg sdh SMA misalnya tentu perlu diberikan uang nafkah yg lbh besar daripada anak SD. Kemudian semampunya artinya sesuai dgn penghasilan ortu. Jangan sampai ortu memaksa memenuhi kebutuhan anaknya di luar kemampuan, sehingga akhirnya ortu terlibat dalam perbuatan haram, korupsi misalnya. Anak hrs diajarkan hidup sederhana. Jangan dimanjakan, sehingga segala keinginannya hrs dipenuhi.

W : Ketika anak menjadi ujian, apa yang harus dilakukan orangtua?
SHL : Anak sampai kapanpun tetap menjadi ujian bagi ortunya. Ketika anak menjadi nakal maka ortu harus menjalani ujian  kesabaran. Sebaliknya ketika anak sholih maka ortu harus menjalani ujian syukur. Anak akan tetap menjadi ujian ortu walau ia sdh besar. Bahkan ketika anak sudah mandiri dan menikah. Tidak pernah selesai ortu untuk mendidik anaknya dan anak tetap menjadi ujian bagi ortunya. Bedanya hanya kalau anak perempuan setelah menikah maka tanggung jawab pendidikan anak yg utama beralih kepada suaminya. Namun untuk anak lelaki tetap tanggung jawab ortunya. Ingat kisah Nabi Ibrahim as yg tetap mendidik anaknya Ismail as dan Ishaq as walau sdh besar dan menikah. Atau Rasulullah Muhammad saw yg tetap mendidik anaknya Fatimah ra walau sdh menikah dgn Ali bin Abu Thalib ra. Wallahu'alam.


Read More >>

UNTUK DIRENUNGKAN

Posted by Mira 0 komentar

* UNTUK DIRENUNGKAN *

_```Setelah ayahnya meninggal dunia, seorang anak telah mengantar ibunya ke panti jompo. Dia datang menengok ibunya dari satu waktu ke waktu yang lain.```_
_```Pada satu hari dia menerima panggilan dari panti jompo tersebut, yg mengabarkan kalau ibunya dalam keadaan diujung nyawa & hampir meninggal. Dengan cepat dia datang untuk berada di samping ibunya pada saat saat terakhir.```_
_```Dia bertanya kepada ibunya : Apakah yang ibu ingin saya lakukan untuk ibu.```_
_```Ibunya menjawab: Aku mau kamu sumbangkan kipas angin untuk panti jompo ini, kerana disini tidak ada kipas angin.```_ _```Letakkan juga kulkas, tukang masak dan makanan, kerana sering aku tertidur dalam keadaan lapar tidak makan.```_
_```'Ibu kenapa pada saat seperti ini baru ibu menginginkan semua hal ini ?' Anak itu bertanya kembali.```_
_```Ibunya memberi alasan: Tidak apa apa anakku, ibu sudah bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan panas tanpa kipas dan lapar. CUMA IBU BINGUNG & TAKUT NANTI SAAT ANAK-ANAK KAMU MENGANTAR KAMU KE SINI KAMU TIDAK BISA MENYESUAIKAN DIRI'..```_

Renungkan lah
*Apa rasanya kalau ibu/ayah kita sendiri yg mengirim pesan berikut?*

*Anakku...*

_Bila aku tua,_
_Andai aku jatuhkan gelas atau terlepas piring dari genggamanku,_
_Aku berharap kamu tidak menjerit marah kepadaku,_
_Kerana tenaga orang tua sepertiku semakin tidak kuat dan kerana aku sakit._
_Pandangan mataku semakin kabur. Kamu harus mengerti dan bersabar denganku._

😔 *Anakku...*

_Bila aku tua,_
_Andai tutur kata ku lambat/perlahan dan aku tidak mampu mendengar apa yang kamu katakan,_
_Aku berharap kamu tidak menjerit padaku,_
*"Ibu tuli kah ?",*
*"Ibu bisu kah ? "*

_Aku minta maaf anakku._
_Aku semakin_ *MENUA...*

😟 *Anakku...*

_Bila aku tua,_
_Andai aku selalu saja bertanya tentang hal yang sama berulang-ulang,_
_Aku berharap kamu tetap sabar mendengar dan melayaniku, seperti aku sabar menjawab semua pertanyaanmu saat kamu kecil dulu,_
_Semua itu adalah sebagian dari proses_ *MENUA.*
_Kamu akan mengerti nanti bila kamu semakin tua._

😣 *Anakku...*

_Bila aku tua,_
_Andai aku berbau busuk, amis dan kotor,_
_Aku berharap kamu tidak tutup hidung atau muntah didepan aku._
_Dan tidak menjerit menyuruh aku mandi._
_Badan aku lemah._
_Aku tidak ada tenaga untuk melakukan semua itu sendiri._
_Mandikanlah aku seperti aku memandikanmu semasa kamu kecil dulu._

😷 *Anakku...*

_Bila aku tua,_
_seandainya aku sakit, temankan lah aku, aku ingin anakku berada bersamaku._

😭 *Anakku....*
_Bila aku tua dan waktu kematianku sudah tiba,_ _Aku berharap kamu akan memegang tanganku dan memberi kekuatan untuk aku menghadapi kematianku._
_Jangan cemas._  
_Jangan menangis._
_Hadapi dengan keridhoan._
_Aku berjanji padamu._
_Bila aku bertemu_ *Allah.*
_Aku akan berbisik padaNya supaya senantiasa memberkati dan merahmati kamu kerana kamu sangat mencintai dan mentaatiku._

_Terima kasih banyak2 karena mencintaiku...._

_Terima kasih banyak2 kerana telah menjagaku..._
_Aku mencintai kamu lebih dari kamu mencintai dirimu sendiri.._

*RENUNGKAN LAH......*
*PADA SAAT INI KITALAH ANAK....DAN PADA SAATNYA NANTI KITALAH IBU/AYAH*


Read More >>

TERNYATA TAHANAN TUA ITU AYAHKU

Posted by Mira 0 komentar

Dikutip dari Khhutbah ustadz M. Dja'far Siddieq

TERNYATA TAHANAN TUA ITU AYAHKU :
(diangkat dari kisah nyata)

Suatu sore pada tahun 1525, penjara tempat orang tahanan terasa hening mencengkam. Jenderal Adolf Roberto, pemimpin penjara yg terkenal bengis, tengah memeriksa setiap kamar tahanan.

Setiap sipir penjara membungkukkan badannya rendah² ketika 'algojo penjara' itu berlalu di hadapan mereka. Karena kalau tidak, sepatu 'jenggel' milik tuan Roberto yg fanatik ... itu akan mendarat di wajah mereka.

Roberto marah besar ketika dari sebuah kamar tahanan terdengar seseorang mengumandangkan suara² Ayat Suci yang amat ia benci.
"Hai ... hentikan suara jelekmu! Hentikan!!!" teriak Roberto sekeras-kerasnya sembari membelalakkan mata.

Namun apa yang terjadi? Laki² di kamar tahanan tadi tetap saja bersenandung dg khusyu'nya. Roberto bertambah berang. Algojo penjara itu menghampiri kamar tahanan yg luasnya tak lebih sekadar cukup untuk 1 orang.

Dg congkak ia menyemburkan ludahnya ke wajah renta sang tahanan yg keriput hanya tinggal tulang. Tak puas sampai di situ, ia lalu menyulut wajah dan seluruh badan orang tua renta itu dg rokoknya yg menyala.

Sungguh ajaib ... tak terdengar secuil pun keluh kesakitan. Bibir yg pucat kering milik sang tahanan amat gengsi untuk meneriakkan kata kepatuhan pada sang algojo, bibir keringnya hanya berkata lirih, "Rabbi, wa-ana 'abduka."

Tahanan lain yg menyaksikan kebiadaban itu serentak bertakbir sambil berkata, "Bersabarlah wahai ustadz ... Insyaa Allah tempatmu di Syurga."
Melihat kegigihan orang tua yg dipanggil ustadz oleh sesama tahanan, 'algojo penjara' itu bertambah memuncak amarahnya.

Ia perintahkan pegawai penjara untuk membuka sel, dan ditariknya tubuh orang tua itu keras² hingga terjerembab di lantai.
"Hai orang tua busuk!! Bukankah engkau tahu, aku tidak suka bahasa jelekmu itu?! Aku tidak suka apa-apa yg berhubung dg agamamu!!"

Sang Ustadz lalu berucap, "Sungguh ... aku sangat merindukan kematian, agar aku segera dapat menjumpai kekasihku yg amat kucintai, Allah Subhanahu wa ta'ala ... Karena kini aku berada di puncak kebahagiaan karena akan segera menemuiNya, patutkah aku berlutut kepadamu, hai manusia busuk? Jika aku turuti kemauanmu, tentu aku termasuk manusia yg amat bodoh."

Baru saja kata² itu terhenti, sepatu laras Roberto sudah mendarat di wajahnya. Laki² itu terhuyung. Kemudian jatuh terkapar di lantai penjara dg wajah bersimbah darah.

Ketika itulah dari saku baju penjaranya yg telah lusuh, meluncur sebuah 'buku kecil'. Adolf Roberto bermaksud memungutnya. Namun tangan sang Ustadz telah terlebih dahulu mengambil dan menggenggamnya erat².

"Berikan buku itu, hai laki² dungu!" bentak Roberto.
"Haram bagi tanganmu yg kafir dan berlumuran dosa untuk menyentuh barang suci ini!" ucap sang ustadz dg tatapan menghina pada Roberto.

Tak ada jalan lain, akhirnya Roberto mengambil jalan paksa untuk mendapatkan buku itu. Sepatu laras berbobot dua kilogram itu ia gunakan untuk menginjak jari² tangan sang ustadz yg telah lemah. Suara gemeretak tulang yg patah terdengar menggetarkan hati. Namun tidak demikian bagi Roberto.

Laki² bengis itu malah merasa bangga mendengar gemeretak tulang yg terputus. Bahkan 'algojo penjara' itu merasa lebih puas lagi ketika melihat tetesan darah mengalir dari jari-jari musuhnya yg telah hancur.

Setelah tangan renta itu tak berdaya, Roberto memungut buku kecil yg membuatnya penasaran. Perlahan Roberto membuka sampul buku yg telah lusuh. Mendadak algojo itu termenung.

"Ah ... sepertinya aku pernah mengenal buku ini. Tapi kapan? Ya, aku pernah mengenal buku ini," suara hati Roberto bertanya-tanya.
Perlahan Roberto membuka lembaran pertama buku itu.

Pemuda berumur tiga puluh tahunan itu bertambah terkejut tatkala melihat tulisan² "aneh" dalam buku itu. Rasanya ia pernah mengenal tulisan seperti itu dahulu. Namun, sekarang tak pernah dilihatnya di bumi Spanyol. Akhirnya Roberto duduk di samping sang ustadz yg telah melepas nafas-nafas terakhirnya. Wajah bengis sang algojo kini diliputi tanda tanya yg dalam.
Mata Roberto rapat terpejam. Ia berusaha keras mengingat peristiwa yg dialaminya sewaktu masih kanak². Perlahan, sketsa masa lalu itu tergambar kembali dalam ingatan Roberto.

Pemuda itu teringat ketika suatu sore di masa kanak²nya terjadi kericuhan besar di negeri tempat kelahirannya ini.
Sore itu ia melihat peristiwa yg mengerikan di lapangan Inkuisisi (lapangan tempat pembantaian kaum muslimin di Andalusia).
Di tempat itu tengah berlangsung pesta darah dan nyawa.
Beribu-ribu jiwa tak berdosa berjatuhan di bumi Andalusia.
Di ujung kiri lapangan, beberapa puluh wanita berhijab (jilbab) digantung pada tiang² besi yg terpancang tinggi.
Tubuh mereka bergelantungan tertiup angin sore yg kencang, membuat pakaian muslimah yg dikenakan berkibar-kibar di udara.

Sementara, di tengah lapangan ratusan pemuda Islam dibakar hidup² pada tiang² salib, hanya karena tidak mau memasuki agama yang dibawa oleh para rahib.

Seorang bocah laki² mungil tampan, berumur tujuh tahunan, malam itu masih berdiri tegak di lapangan Inkuisisi yg telah senyap. Korban² kebiadaban itu telah syahid semua.

Bocah mungil itu mencucurkan airmatanya menatap sang ibu yg terkulai lemah di tiang gantungan. Perlahan-lahan bocah itu mendekati tubuh sang ummi (ibu) yg sudah tak bernyawa, sembari menggayuti abayanya.

Sang bocah berkata dg suara parau, "Ummi ... ummi ... mari kita pulang. Hari telah malam. Bukankah ummi telah berjanji malam ini akan mengajariku lagi tentang alif, ba, ta, tsa ....? Ummi, cepat pulang ke rumah ummi ..."

Bocah kecil itu akhirnya menangis keras, ketika sang ummi tak jua menjawab ucapannya. Ia semakin bingung dan takut, tak tahu harus berbuat apa. Untuk pulang ke rumah pun ia tak tahu arah.

Akhirnya bocah itu berteriak memanggil bapaknya, "Abi ... Abi ... Abi ..."
Namun ia segera terhenti berteriak memanggil sang bapak ketika teringat kemarin sore bapaknya diseret dari rumah oleh beberapa orang berseragam.

"Hai ... siapa kamu?!" teriak segerombolan orang yang tiba-tiba mendekati sang bocah.
"Saya Ahmad Izzah, sedang menunggu Ummi," jawab sang bocah memohon belas kasih.
"Hah ... siapa namamu bocah, coba ulangi!" bentak salah seorang dari mereka.
"Saya Ahmad Izzah ..." sang bocah kembali menjawab dg agak grogi.
Tiba² "plak! sebuah tamparan mendarat di pipi sang bocah.
"Hai bocah ...! Wajahmu bagus tapi namamu jelek. Aku benci namamu. Sekarang kuganti namamu dengan nama yg bagus. Namamu sekarang 'Adolf Roberto' ... Awas! Jangan kau sebut lagi namamu yg jelek itu. Kalau kau sebut lagi nama lamamu itu, nanti akan kubunuh!" ancam laki² itu.

Sang bocah meringis ketakutan, sembari tetap meneteskan air mata. Anak laki-laki mungil itu hanya menurut ketika gerombolan itu membawanya keluar lapangan Inkuisisi. Akhirnya bocah tampan itu hidup bersama mereka.

Roberto sadar dari renungannya yg panjang. Pemuda itu melompat ke arah sang tahanan. Secepat kilat dirobeknya baju penjara yg melekat pada tubuh sang ustadz. Ia mencari-cari sesuatu di pusar laki-laki itu. Ketika ia menemukan sebuah 'tanda hitam' ia berteriak histeris, "Abi ... Abi ... Abi ..."

Ia pun menangis keras, tak ubahnya seperti Ahmad Izzah dulu.

Pikirannya terus bergelut dg masa lalunya. Ia masih ingat betul, bahwa buku kecil yg ada di dalam genggamannya adalah Kitab Suci milik bapaknya, yg dulu sering dibawa dan dibaca ayahnya ketika hendak menidurkannya.
Ia juga ingat betul ayahnya mempunyai 'tanda hitam' pada bagian pusar.

Pemuda beringas itu terus meraung dan memeluk erat tubuh renta nan lemah. Tampak sekali ada penyesalan yg amat dalam atas ulahnya selama ini. Lidahnya yg sudah berpuluh-puluh tahun alpa akan Islam, saat itu dengan spontan menyebut, "Abi ... aku masih ingat alif, ba, ta, tsa ..."
Hanya sebatas kata itu yg masih terekam dalam benaknya.

Sang ustadz segera membuka mata ketika merasakan ada tetesan hangat yg membasahi wajahnya.
Dengan tatapan samar dia masih dapat melihat seseorang yg tadi menyiksanya habis²an kini tengah memeluknya. "Tunjuki aku pada jalan yg telah engkau tempuh Abi, tunjukkan aku pada jalan itu ..." terdengar suara Roberto memelas.

Sang ustadz tengah mengatur nafas untuk berkata-kata, ia lalu memejamkan matanya. Air matanya pun turut berlinang. Betapa tidak, jika sekian puluh tahun kemudian, ternyata ia masih sempat berjumpa dg buah hatinya, di tempat ini. Sungguh tak masuk akal. Ini semata-mata bukti kebesaran Allah.

Sang Abi dg susah payah masih bisa berucap, "Anakku, pergilah engkau ke Mesir. Di sana banyak saudaramu. Katakan saja bahwa engkau kenal dg Syaikh Abdullah Fattah Ismail Al-Andalusy. Belajarlah engkau di negeri itu."

Setelah selesai berpesan sang ustadz menghembuskan nafas terakhir dg berbekal kalimah indah, "Asyhadu an-laa Ilaaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasullullah ...'.
Beliau pergi menemui Rabbnya dg tersenyum, setelah sekian lama berjuang di bumi yg fana ini.

Kemudian..
Ahmad Izzah mendalami Islam dg sungguh² hingga akhirnya ia menjadi seorang alim di Mesir. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk Islam, sebagai ganti kekafiran yg di masa muda sempat disandangnya. Banyak pemuda Islam dari berbagai penjuru dunia berguru dengannya. Dialah ... "Al-Ustadz Ahmad Izzah Al-Andalusy".
-----------------
Benarlah firman Allah ...

"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."
(QS:30:30)

Masya Allah...
Semoga kisah ini dapat membuat hati kita luluh dengan hidayah Allah yang  mudah-mudahan dapat masuk mengenai qolbu kita untuk tetap taat kepadaNya😭😂🙏💚💚🕋👳😇


Read More >>

Hikmah Kesedihan & Kemudahan

Posted by Mira 0 komentar

🍀Hikmah🍀

Seorang lelaki yang sedang dirundung kesedihan datang menemui Sayidina Ali bin Abi Tholib, ia pun berkata, “Wahai Amirul Mukminin, aku datang kepadamu karena aku sudah tidak mampu lagi menahan beban kesedihanku.”

Sayidina Ali menjawab, “Aku akan bertanya dua pertanyaan dan jawablah !”

Lelaki itu berkata, “Ya, tanyakanlah !”

“Apakah engkau datang ke dunia bersama dengan masalah-masalah ini?” kata Ali bin Abi Tholib

“Tentu tidak” jawabnya.

“Lalu apakah kau akan meninggalkan dunia dengan membawa masalah-masalah ini?” tanya sy Ali bin Abi Tholib

“Tidak juga” jawabnya.
Lalu Sayidina Ali berkata,
“Lalu mengapa kau harus bersedih atas apa yang tidak kau bawa saat datang dan tidak mengikutimu saat kau pergi?”

“Seharusnya hal ini tidak membuatmu bersedih seperti ini. Bersabarlah atas urusan dunia..
Jadikanlah pandanganmu ke langit lebih panjang dari pandanganmu ke bumi dan kau pun akan mendapat apa yang kau inginkan….

Tersenyumlah ! karena rizkimu telah dibagi dan urusan hidupmu telah diatur….

Urusan dunia tidak layak untuk membuatmu bersedih semacam ini karena semuanya ada di tangan Yang Maha Hidup dan Maha Mengatur….”

Kemudian Sayidina Ali bin Abi tholib meneruskan ungkapannya,

“Seorang mukmin hidup dalam dua hal, yaitu kesulitan dan kemudahan. Keduanya adalah nikmat jika ia sadari.
Dibalik kemudahan ada rasa syukur.
Sementara Allah berfirman,
“Allah akan Memberi balasan kepada orang yang bersyukur.”
(QS.Ali Imran: 144)

Dan dibalik kesulitan ada kesabaran. Allah berfirman,

“Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.”
(QS.Az-Zumar: 10)

Bagi seorang mukmin, kesulitan dan kemudahan adalah ladang untuk menabung pahala dan hadiah dari Allah SWT. Lalu kenapa masih bersedih?

Jangan selalu mengeluh "Ohh masalahku begitu besar. Tapi katakan pada masalah itu, Sungguh aku punya Allah.

Muhasabah diri😔


Read More >>

SEMUA MAMPU BERQURBAN

Posted by Mira 0 komentar

*SEMUA MAMPU BERQURBAN*

Hasil copas

Temans, hanya ingin share hasil diskusi dan kajian kecil-kecilan, sederhana, dan apa adanya di Grup WhatsApp Muhajirin-Anshar 2 ya, semoga bermanfaat. : )

Berikut ini adalah materi dan motivasi untuk berqurban yang disampaikan oleh Ustadz Arsalsjah di grup, semoga menambah semangat kita untuk berqurban. :)

Menyembelih hewan qurban hukumnya sunnah muakkadah (menurut Imam Syafi’i, Maliki, dan Hambali), wajib menurut Imam Hanafi. Kira-kira, kalau sunnah muakkad itu maksudnya bisa ditinggalkan atau harus dilaksanakan ya? Jawaban kita akan menentukan kemampuan kita nantinya.

Ada yang bertanya, “tapi kan Allah tidak akan membebani hambanya kecuali dia mampu?” Betul sekali, tetapiangelnya jangan salah. Artinya bahwa semua mukmin pasti bisa berqurban. Seperti halnya Allah perintahkan shalat, itu artinya semua muslim bisa melakukan shalat. Allah perintah puasa artinya semua muslim mampu/bisa berpuasa. Selain itu, tidak ada tuntunan bahwa berqurban hanya bagi yang mampu dalam harta. Jadi, semua mampu. Tergantung kemauan dan ketakwaan. Karena yang membuat kita mampu atau tidak adalah kita sendiri. Sering sekali orang menjadi tidak mampu berkurban karena dia membuat persepsi dirinya tidak mampu.

Bahkan, Imam Malik memberi panduan yang sangat jelas. Kata beliau, jika kita kumpulkan harta kita (yang dimaksud harta kita bukan hanya uang cash yang ada di dompet, tapi termasuk tabungan, rumah, motor dan mobil, HP, perhiasan dan seluruh barang berharga yang bisa dikapitalisasi) kemudian dinilai nominalnya, lalu dikurangkan dengan harga 1 ekor hewan qurban. Nah sisa harta itu, jika masih cukup untuk kita hidup (makan dan minum) selama 4 hari (10-13 dzulhijjah), maka pada saat itu jatuh tuntutan untuk kita berqurban. Pertanyaannya, adakah di antara kita yang lebih miskin dari kondisi yang digambarkan Imam Malik?

*Bahkan berhutang untuk berqurban pun diperbolehkan.* Jadi, kuncinya bukan mampu atau tidak, tapi mau atau tidak? Maukah kita berqurban untuk Allah? Padahal kita sering sekali mudah berqurban untuk manusia (siapapun dia; orangtua, anak, istri/suami, dll). Padahal tidak satu pun dari mereka yang mau dan mampu berqurban untuk kita dengan menemani kita sepanjang hidup di dunia dan akhirat, memberikan kenikmatan di dunia dan akhirat dan menjamin akhirat kita. Tapi Allah, Dia bisa berikan semuanya bahkan lebih dari itu. Tidak maukah kita berqurban utk Allah?

Syarat berqurban adalah takwa. Melepas rasa sayang terhadap dunia, semuanya untuk Allah, itulah takwa. Berikan yang terbaik untuk Allah.

Maka dari itu, buatlah strategi kita masing-masing, bagaimana caranya agar kita dapat berqurban yang terbaik setiap tahun. Bagaimana agar kita dapat melepas rasa sayang kita pada dunia untuk Allah. Bagaimana agar kita dapat berqurban untuk Allah sehingga kita termasuk orang-orang yang mendekati (taqorrub) Allah dan Allah akan mendekati kita. Karena kata qurban seakar dengan kataqariban(dekat), dan kataadhaseakar dengan kataudhhiyah(qurban) atautadhhiyah(pengorbanan). Maka siapa yang berkorban maka dia akan dekat, mendekat dan didekati. Kepada Allah dan oleh Allah. :)

Sekian sharing-nya, semoga bermanfaat :)

BerSEMANGAT Ber Qurban!!!


Read More >>

LIHATLAH SEJENAK HUBUNGAN PERTEMANAN. #copas

Posted by Mira 0 komentar

📎 *_LIHATLAH SEJENAK HUBUNGAN PERTEMANAN KALIAN._*

Saudaraku, Renungilah sejenak pesan ini…

Apakah engkau memiliki banyak sahabat..?
Banyak pertemanan..?
Berapakah jumlah yang engkau miliki..? 
5 orang..?
20 orang..?
30 orang..?
Atau 100 orang..?
Atau bahkan hingga lebih 1000 orang..?


Saudaraku sebanyak apapun teman yang engkau miliki, atau yang engkau akrab dengan mereka, tetapi JIKA : 
🔴 Tidak ada satupun yang mengajakmu dalam kebaikan.
🔴 Tidak satupun yang mengajakmu serta mengingatkanmu "hijrah" kearah yang lebih baik.
🔴 Tidak satupun yang mengajakmu mengenal sunnah-sunnah Nabi shalallahu alaihi wasallam yang disampaikan dalam riwayat hadits-hadits shohihnya.
🔴 Tidak satupun yang mengajakmu berangkat ke kajian untuk menuntut ilmu agama.
🔴 Tidak satupun mengingatkanmu untuk menunaikan sholat.
🔴 Bahkan tidak satupun yang mengajakmu ingat kepada Allah.


📌 Jika benar demikian, ketahuilah wahai saudaraku bahwa persahabatan kalian sebenarnya dalam kondisi yang tidak baik, meskipun kalian memandangnya baik (baik itu dengan alasan hobi, kesenangan dan lainnya), karena persahabatan tersebut hakikatnya hanya akan menjadikan permusuhan bagi kalian di hari kiamat! 
🍃 Allah berfirman :

اَلْاَخِلَّاۤءُ يَوْمَئِذٍۢ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ اِلَّا الْمُتَّقِيْنَ

"Teman-teman karib pada hari itu (kiamat) nanti saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa." (Qs. Az-Zukhruf 67)

👤 Ibnu Katsir rahimahullah berkata : 
"Bahwa setiap persahabatan yang dilandasi cinta karena selain Allah, maka pada hari kiamat nanti akan kembali dalam keadaan saling bermusuhan. Kecuali persahabatannya dilandasi cinta karena Allah, inilah yang kekal selamanya." (Tafsir Ibnu Katsir)


Maka jika hubungan persahabatan yang tidak didasari oleh niat cinta karena Allah, dimana didalamnya tidak ada saling menasehati karna Allah, tidak ada saling mengajak hijrah kembali dijalan Allah.. maka kelak pada hari kiamat nanti hal itu hanya akan kembali dalam keadaan saling bermusuhan.
Karena yang hanya akan kekal sampai hari kiamat kelak adalah persahabatan yang dimana isinya saling menasehati, saling mengingatkan dalam ketakwaan dan saling mengajak kembali ke jalan Allah. Dan itulah persahabatan yang tidak pernah akan ada kerugian didalamnya.. 
🍃 Allah berfirman :

وَالْعَصْرِ (١) اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ (٢) اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ(٣)

"(1) Demi masa. (2) Sungguh, manusia berada dalam kerugian, (3) KECUALI orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (Qs. Al-'Asr 1-3)


🍃 Saudaraku, mari segera kita perbaiki lingkungan pertemanan kita, carilah lingkungan yang baik (yang sholih dan sholihah).. 
✔️ Yang selalu mengingatkanmu dan saling menasihati dijalan Allah..
✔️ Yang berani menegurmu jika engkau salah..
✔️ Yang berani mengajakmu untuk menuntut ilmu agama..
✔️ Yang berani 'nge-tag' berisi postingan-postingan yang bermanfaat bagi agamamu..
✔️ Bahkan yang berani share tentang peringatan-peringatan yang berisi kebaikan untuk mengajakmu kembali kejalanNya..
✔️ Dan yang tidak bosan menegurmu agar senantiasa memperbaiki diri agar lebih baik..


Persahabatan yang sedikit tetapi peduli akan akhiratmu itu amat jauh lebih baik dibandingkan persahabatan yang banyak jumlahnya tetapi tidak ada yang mempedulikan akhiratmu.


👤 Imam Syafi'i berkata :
“Jika engkau punya teman (yang selalu membantumu dalam ketaatan kepada Allah) maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau melepaskannya. Karena mencari 'teman baik' itu susah, tetapi melepaskannya sangat mudah sekali.”


Ingatlah saudaraku.. 
"Biasakanlah mengikuti hal yang benar (dalam mensikapi), bukan membenarkan apa yang biasa dilakukan."
_______________________________

👤 Abdullah bin Suyitno (عبدالله بن صيتن) 

📂 Shahih Fiqih Wanita

              ___ 🍃🍀🍃 ___


Read More >>

#Copas MENGHARUKAN, PENYESALAN TERDALAM SEORANG SUAMI

Posted by Mira 0 komentar

MENGHARUKAN, PENYESALAN TERDALAM SEORANG SUAMI 😭😭

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim .. Penyesalan memang selalu datang terlambat pada kehidupan kita, dan penyesalan terkadang hanya memberi duka yang mendalam pada kita, disaat mengenang kembali sejarah silam yang menjadi penyebab penyesalan itu muncul, demikian yang aku alami saat ini.

Duka yang teramat mendalam itu kini masih mendera dalam lubuk hatiku yang paling dalam, saat menyadari bahwa saat ini aku tengah kembali menyendiri, setelah setahun silam orang yang sangat mengasihi aku, orang yang sangat peduli padaku telah dipanggil oleh Allah.

Aku adalah seorang lelaki yang telah membina mahligai rumah tangga bersama seorang wanita sholehah sejak tahun 2004 silam, kuakui, memang pernikahan itu terjadi karena perjodohan yang diinginkan oleh Orang tua kami masing-masing, sebab orang tuaku dan orang tua maryam (Nama istriku,samaran) adalah memiliki ikatan keluarga, meskipun ikatan itu tidak terlalu dekat, akan tetapi masa kecil mereka hingga dewasa dan menikahnya hampir selalu bersama (Ayahku dan ayahnya maryam berteman sejak kecil) sehingga kesepakatan untuk menjodohkan kami selaku anak-anaknya tak bisa dielakkan lagi.

Jujur aku sendiri awalnya tidak begitu respek dengan perjodohan itu, dan ketidak respekan itu bukan tanpa alasan, betapa tidak,
pertama usiaku dan maryam terpaut 4 tahun, saat menikah saat itu usia maryam memasuki 28 tahun sementara aku masih berusia 24 tahun.
Yang kedua maryam memiliki latar belakang pemahaman agama yang sangat kuat, sementara aku mengenal islam hanya dari kulitnya saja (Islam KTP).
Maka dari perbedaan itulah membuat aku jadi tidak respek dengan rencana perjodohan itu, sementara kudengar dari beberapa teman kampusku yang mengenal organisasi dimana maryam bernaung, katanya hampir semua bahkan mungkin semua wanita seperti maryam yang taat dalam memegang syariat islam serta menggunakan jilbab syar'i memiliki impian bisa menikah dengan lelaki yang memiliki ketaatan yang sama seperti mereka, lelaki sholeh, berjenggot dengan celana diatas mata kaki.
Dan aku sendiri yakin saat perjodohan itu direncanakan, ada sejuta protes dihati maryam menyadari bahwa lelaki seperti akulah yang dijodohkan dengannya, tetapi kondisilah yang tidak membuatnya sanggup untuk melawan keinginan orang tuanya, apalagi aku juga sangat mengenal watak orang tua maryam yang keras.

Begitulah.., tak pernah terlintas dalam benak kami berdua bahwa justru berbagai perbedaan itu menyatukan kami berdua dalam sebuah ikatan pernikahan yang suci, dan setuju atau tidak, ikhlas atau tidak akhirnya tahun 2004 itulah awal kebersamaan kami menjalani biduk rumah tangga.

Usai pernikahan tersebut dilaksanakan, terasa ada banyak hal yang lain kurasakan, betapa tidak, aku lelaki yang tidak memiliki bekal pengetahuan agama lantas harus menikah dengan seorang gaids muslimah yang taat dan berjilbab lebar, banyak hal berkecamuk dalam benakku, haruskah aku hidup dalam bayang-bayang istriku dan turut ikut arus dengan kehidupannya yang kental dengan agama itu?
atau sebaliknya.. haruskah aku memaksanya untuk ikut arus dengan kehidupanku yang santai dan apa adanya?,
fikiran2 itulah mulai muncul dalam benakku diawal pernikahan kami, dan aku sendiri bingung mau dibawa kemana biduk rumah tangga kami yang dibangun dengan banyak perbedaan ini.

Jujur, sebenarnya aku melihat dan menyaksikan sendiri bahwa istriku adalah istri yang sangat baik, melayaniku sepenuh hati dalam segala hal, meskipun aku tahu mungkin tidak ada cinta dihatinya untukku, tetapi tak sedikitpun kata-kata protes keluar dari bibirnya.

Setiap hari aktifitas ibadahnyapun masih terus berlangsung tanpa sedikitpun mengusik ketenanganku, maksudku, tak sedikitpun dia mengoceh memintaku untuk sholat bila tiba waktu sholat, semuanya berlalu begitu saja. Demikian pula aku sering mendapatinya selalu eksis mendirikan sholat malam dan akupun tak pernah memprotesnya.

Waktu terus berlalu dan tanpa terasa pernikahan kami telah membuahkan hasil, dimana setahun setelahnya lahirlah bayi mungil hasil pernikahan kami, bayi laki-laki yang akhirnya kuberi nama frans meskipun ibunya cenderung memanggilnya ahmad,
lucu memang, bila bayi itu berada ditanganku, maka aku memanggil dia dengan sebutan frans, biar keren dan ikut perkembangan zaman (Cara pandangku terhadap nama-nama anak dizaman modern ini),
sementara bila sikecil mungil itu berada dalam buaian maryam, maka namanya berubah menjadi ahmad, pernah beberapa kali aku menegurnya :

‘Hei.., dizaman semodern ini koq masih pakai nama ahmad sih.. yang keren dikit dong, seperti nama yang sudah kukasi padanya “FRANS”, supaya gak malu-maluin, zaman modern koq masih pakai nama ahmad, apa kata dunia..’ itulah celotehku setiap kali mendengar istriku memanggil frans sikecil jagoanku dengan sebutan ahmad.
Tetapi tak ada sedikitpun maryam menanggapi celotehku, dan semua berlalu begitu saja.

Jujur ada satu hal yang paling membuat aku jengkel dari istriku, ditengah aktifitas kantorku yang padat, dari dulu sampai memasuki setahun pernikahan kami pasti setiap hari selasa dia selalu meminta diantarkan kerumah Gurunya (Murobbiyah), katanya tarbiyah,
dan pasti setiap hari selasa itu pertengkaran pun sering terjadi, betapa tidak, aku yang sibuk dengan pekerjaan kantor harus menerima telepon dan sms darinya meminta diantarkan kerumah gurunya itu, dan kalau telepon dan sms2nya gak dibalas pasti akan disusul dengan telepon dan sms susulan
“Abi, tolong antarkan ummi tarbiyah dong, tinggal sejam lagi tarbiyah akan dimulai”
begitu gambaran smsnya padaku menjelang waktu tarbiyahnya dimulai, dan selalu dikirimnya dengan sms susulan yang bunyinya tambah memelas penuh pengharapan, dan akhirnya membuatku mau tidak mau harus pulang kerumah dan mengantarnya ketempat tarbiyahnya,
pokoknya sejak saat itulah setiap hari selasa pasti masalah yang timbul itu2 saja, dan aku sangat jengkel sekali bila baru pulang rumah dari kantor hanya untuk mengantar dan menjemputnya lagi.
Jadinya.. sebelum mengantar dan menjemputnya pasti selalu diawali dengan pertengkaran kecil.
Aku sendiri sudah pernah memperingatkannya untuk berhenti menekuni tarbiyahnya itu, tetapi disetiap permintaan itu kulontarkan, pasti air matanya akan mengucur deras sambil berujar..

“Abi, maafkan ummi, bukannya ummi tidak mentaati perintah abi, tapi ummi mohon jangan putuskan tarbiyah ummi, sebab bila itu terjadi, pasti hati ummi akan terasa gersang karenanya, sebab dari waktu sepekan, hanya ada satu hari ummi berkumpul dengan teman-teman ummi dan membicakan kondisi ummat saat ini serta hal-hal lain yang bisa membuat ummi merasa damai dalam menjalani hidup ini”

Hmm, jujur mendengar permintaannya yang memelas itu sedikit membuatku tergugah dan sedikit penasaran,
'apa sih tarbiyah itu?,
koq istriku selalu memberi alasan bahwa hatinya akan selalu tenang dan damai kalau ikut tarbiyah, maksudnya apa sih, gak faham deh.' ujarku dalam hati.

Dan hal lain yang membuatku tidak suka adalah panggilan sayangnya padaku “Abi”, huhhgg.. apa gak ada panggilan yang lebih keren apa??, papi kek, kang mas kek, koq panggil Abi,
pernah beberapa kali saat tamuku dari kantor datang kerumah kupanggil dia dengan sebutan mami saat aku minta dibuatkan minuman, tetapi malah di jawabnya iya abi, huuhhgg jengkelnya aku saat itu, entahlah, mungkin karena sudah terbiasa jadinya dia selalu keceplosan, padahal sudah ada kesepakatan sebelumnya bahwa panggilan abi dan ummi itu kuizinkan diberlakukan saat berdua saja, selebihnya harus komitmen dengan panggilan papi dan mami, tetapi dasar dikarenakan apa, selalu saja dia lupa dengan kesepakatan itu.

Pendengar nurani yang baik,
Kuakui bahwa istriku begitu baik padaku, bahkan dimataku hampir-hampir tak ada cacat dan celahnya kebaktiannya padaku, dari sisi biologis aku selalu dipenuhi, keperluan harianku pun tak sedikitpun terlalaikan olehnya, tetapi yang membuat aku sangat jengkel aktifitas dakwahnya masih terus jalan, bahkan teman-temannya selalu datang kerumah untuk menimba ilmu darinya, kata Mutarrobbinya.

Jujur aku sebenarnya gak masalah bila ada yang datang bertamu kerumah, tetapi kalau sudah ditentukan hari yang rutin kemudian dengan jumlah tamu yang berpakaian sama dengan jumlah yang tidak sedikit, apa nantinya tanggapan para tetangga, dan hal itupun menjadikan pertengkaran kecil diantara kami.
“Mi, aku malas jadi bahan omongan orang, katanya kita memelihara aliran sesatlah, aliran yang tidak jelaslah, bisa nggak sih untuk yang satu ini mami ikuti permintaan papi, tolong, jangan bawa teman2 mami itu kerumah, apalagi mereka ngumpul hampir setiap pekan sekali.” celotehku disuatu hari.
“Astagfirullah abi, mengapa abi mempersoalkan pandangan tetangga ketimbang pandangan Allah, insya Allah dalam rutinitas tarbiyah ummi ini tidak sedikitpun kaitannya dengan aliran sesat atau apalah yang mereka tuduhkan, semua ini hanyalah pengajian biasa yang hanya memperdalam hafalan al-qur’an, hadist dan mengevaluasi diri-diri kita melalui majelis ilmu seperti ini, tidak lebih abi..demi Allah...”
“Hahh, pokoknya papi tidak setuju, apapun alasannya, kalau mami mau menghidupkan majelis-majelis ilmu seperti yang mami bilang itu, maka silahkan cari tempat lain, jangan dirumah ini.” ujarku lagi.
“Tapi abi, kalau ummi mencari tempat lain itu artinya akan menjadi 2 hari dalam sepekan ummi keluar rumah, dan itu artinya akan menyita waktu abi untuk antar-jemput ummi, bukankah abi tidak suka direpotkan?,
ummi mohon sama abi, mohon diizinkan,
semoga dengan berlalunya waktu para tetangga perlahan-lahan akan faham, dan insya Allah ummi pula akan bersilaturahim kerumah ibu-ibu tetangga untuk bersosialisasi dengan mereka tentang hal ini, insya Allah mereka faham dan akan balik mendukung majelis ini, ummi hanya memohon dukungan abi.”
“Hah, terserah mami saja deh, pokoknya papi tidak akan ikut campur bila ada para tetangga yang mengamuk gara-gara masalah ini, dan kalaupun itu terjadi, silahkan mami sendiri yang berurusan dengan mereka..!!” celotehku sambil berlalu meninggalkan istriku yang tertunduk diam, kudengar suara paraunya berujar “Insya Allah abi..”

Perjalan waktu semakin membawa pernikahan kami pada usia yang lebih dewasa, dan Alhamdulillah ditahun ke 3 pernikahan kami, lahir lagi bayi mungil kecil dari rahim istriku, bayi mungil berjenis kelamin perempuan itu kuberi nama Jesica (agar lebih keren), meskipun seperti halnya frans, istriku memberi nama lain jesica dengan panggilan fatimah, aduhh kuno banget. ujarku dalam hati mendengar panggilan fatimah dari mulut istriku saat menggendong jesica.

Dan begitulah, terasa aneh memang, persatuan kami dalam sebuah ikatan pernikahan tidak lantas membuat kami bersatu dalam hal-hal yang prinsip, termasuk pada pemberian nama putra-putri kami, jadilah 2 nama sekaligus disandang oleh Putra-putri kami, Frans dan Jesica sapaan akrabku untuk kedua permata hatiku, sementara Ahmad dan Fatimah sapaan akrab ibunya untuk keduanya,
terasa aneh memang tetapi itulah yang telah terjadi dalam pernikahanku,
tidak hanya itu saja, dalam panggilan aku dan istriku pun sering ada perbedaan yang kontras diantara kami, aku terbiasa menggunakaan sapaan Papi dan Mami untuk kami berdua, sementara istriku terbiasa dengan gelar Abi dan Ummi, pokoknya aneh banget kalau di bayangkan, tetapi itu realita.

Suatu hari terjadi pertengkaran hebat antara aku dan maryam, seperti biasa masalahnya adalah mengantarnya ketempat tarbiyahnya, saking jengkelnya karena sudah kuperingati agar berhenti dari aktifitas itu, akhirnya aku tidak menggubris permintaannya, kumarahi dia dengan kemarahan yang luar biasa marahnya menanggapi permintaan itu, bahkan kepadanya kulontarkan makian tak layak dilontarkan karena saking ngototnya istriku meminta diantarkan ketempat tarbiyahnya.
“Dasar istri durhaka, ditaruh dimana ilmu yang kau pelajari hah sampai-sampai begitu kerasnya membatah keinginan suami?, atau memang kau mau cari-cari alasan ya supaya papi murka dan naik pitam?, bukankah papi sudah ingatkan kalau masalah mengantar saja yang selalu jadi soal, maka berhenti, apa susahnya sih?, tapi kalau mami mau ngotot ikut tarbiyah itu lagi, silahkan, jalan sendiri dan pulang kerumah juga sendiri, amankan?
Jujur sebenarnya papi dari dulu tidak respek dengan aktifitasmu ini, tapi karena setiap kali kau memohon dengan tetesan air mata maka papipun mengizinkannya, tapi kalau begini caranya kayaknya papi sudah tidak respek lagi deh, jadi untuk kali ini mami dengarkan papi ‘TOLONG BERHENTI IKUT TARBIYAH itu, titik..!!!” ujarku dengan kemarahan yang sudah memuncak sampai keubun, hingga akhirnya dia melontarkan kata-kata yang membuatku sedikit terdiam tak berkutik.
“Abi, andai tidak menjaga kehormatanku sebagai seorang istri yang tak pantas keluar rumah tanpa mahrom, maka mungkin ummi tidak akan pernah memelas seperti ini pada abi, dan mungkin ummi sudah keluyuran sendiri sesuka hati ummi layaknya wanita-wanita lain yang kelayapan sesuka hati mereka mesti tanpa sepengetahuan suami-suami mereka, ummi hanya ingin, agar kemurkaan Allah tidak menimpa ummi mana kala ummi harus bepergian tanpa mahrom, padahal ummi telah memiliki mahrom, apalagi kantor abi sangat dekat dengan rumah kita dan waktu tarbiyah ummipun selama ini bertepatan dengan waktu istirahat kantor abi, apa ummi salah bila ummi meminta sedikit waktunya abi untuk sekedar mengantar ummi ketempat tarbiyah.
Maafkan ummi bila sudah membuat abi marah, hukum ummi bila salah, cambuk ummi bila ummi khilaf, tapi sekali lagi semua ini ummi lakukan untuk menjaga kehormatan ummi sebagai seorang istri, terus terang ummi sering merasa cemburu dengan teman-teman tarbiyah ummi, ummi cemburu melihat kebahagiaaan mereka yang begitu datang tarbiyah diantar oleh suami-suami mereka dengan penuh cinta, dikecup keningnya sebelum mereka berpisah, dan dijemput lagi dengan penuh kesabaran meskipun suami-suami mereka jauh lebih sibuk dari abi.
Bahkan ummi sangat cemburu melihat salah seorang teman ummi yang rumahnya tidak jauh dari tempat tarbiyahnya, tetapi suaminya tak sedikitpun membiarkan istrinya keluar rumah tanpa didampinginya lalu ditinggalkanlah pekerjaannya hanya untuk mengantar istrinya ketempat tarbiyah yang sebetulnya tak jauh dari rumahnya, sekali lagi maafkan ummi abi.” jawab istriku dengan deraian air mata, mendengar semua itu hatiku sedikit tersentuh, ada semacam keharuan mengalir dari dalam hatiku, akan tetapi buru-buru perasaan itu kutepis dan berlalu meninggalkannya.
Hingga suatu hari ketika usia pernikahan kami memasuki tahun ke lima, terjadi kejadian tragis pada istriku, sebuah kejadian yang membuat mata hatiku terbuka dan menyadari kekhilafanku selama ini, yah, suatu hari istriku meminta diantarkan tarbiyah dan dengan hati yang menggerutu aku mengantarnya ketempat tarbiyahnya, tetapi sebelumnya aku sudah ingatkan dia agar setelahnya dia naik angkot sendiri untuk pulang kerumah, pada hari itu aku sebetulnya tidak sedang banyak kerjaan, bahkan saat itu aku sedang santai dirumah bersama kedua permata hatiku yang memang hari itu aku minta pada istriku untuk meninggalkan mereka dirumah bersama ibuku (nenek dari anak-anakku), hingga beberapa waktu kemudian datang sebuah sms di hpku ...

Ya, sebuah sms dari istriku yang berbunyi “Assalamu ‘alaikum, afwan abi, alhamdulillah ummi sudah selesai tarbiyah, bisa jemput ummi sekarang ??” begitulah isi sms dari istriku yang hanya kubaca saja lalu kuletakkan kembali hpku.
Beberapa menit kemudian masuk lagi sms darinya dengan bunyi “afwan abi, semua teman-teman ummi sudah dijemput suami-suaminya, tinggal ummi sendiri disini, tuan rumahnya mau keluar sekelurga (maksudnya murobbiyahnya sekeluarga), sementara waktu mau magrib, tolong jemput ummi ya..?” isi sms itu lagi, tapi lagi-lagi sms itu hanya kubaca dan kuletakkan kembali hpku di meja TV.
Beberapa kali kudengar hpku berdering dan aku berfikir bahwa itu telepon dari istriku, hingga sms terakhir darinya kembali masuk ke hpku “afwan abi, abi sakit ya, ya udah kalau gitu, ummi mohon izin naik angkot aja, doakan ummi semoga sampai dengan selamat kerumah ya, uhibbuka fillah” isi sms istriku yang ke tiga kalinya, hatiku lega saat membaca sms itu, dan itu artinya aku tak perlu lagi menjemputnya, aku sendiri berharap bahwa ini adalah awal yang baik baginya, supaya kedepannya dia bisa mandiri dan berangkat sendiri ke tempat tarbiyahnya sendiri.

Malam semakin larut namun istriku tak kunjung tiba kerumah, padahal prediksiku dua jam yang lalu seharunya dia tiba dirumah, tapi kok hingga 2 jam berlalu dia tak kunjung tiba, ada apa gerangan??, apa dia tidak tahu jalan pulang?, aduh gimana nih..? ujarku dalam cemas, beberapa kali aku hubungi nomor hpnya tapi tidak dijawab-jawab dan itu membuat aku lebih bertambah cemas, ditambah lagi dengan frans yang mulai rewel karena mungkin rindu dengan ibunya, sebab memang hari ini adalah hari pertama ibunya tarbiyah tannpa mengajak frans dan jesica, ada apa dengan maryam ya, ya Allah ada apa dengan istriku?, ujarku semakin cemas, dan entah mengapa malam itu perasaanku sedikit berbeda dari biasanya, aku merasakan seperti sangat mencintai istriku dan begitu takut kehilangannya,
bahkan aku merasa bahwa hari itu entah mengapa rasa rinduku tiba-tiba mulai menyelinap dalam bathinku, ada apa ini.

Pendengar, hingga beberapa jam kemudian hpku berdering dan Alhamdulillah ternyata nomor istriku menelpon, hatiku sangat girang saat itu, dengan buru-buru kuangkat teleponnya

“Hallo, mami dimana?, koq belum nyampe-nyampe?” tanyaku dengan nada cemas, tetapi alangkah kagetnya aku ketika kudengar bukan suaranya yang menjawab melainkan suara seorang wanita yang sangat asing ditelingaku.

“Maaf pak, hp ini milik istri bapak ya?, begini pak, tadi sore sekita 3 jam yang lalu istri bapak mengalami kecelakaan, beliau di tabrak mobil saat keluar dari mesjid dan tubuhnya menghatam tembok pagar mesjid,
sepertinya beliau lagi nunggu angkot dan singgah sebentar untuk sholat magrib dimesjid, mobil yang menabraknya sudah melarikan istri bapak kerumah sakit terdekat tetapi ditengah perjalanan karena banyaknya darah yang keluar istri bapak meninggal dunia, sekarang istri bapak di RS FULAN tepatnya dikamar jenazah, mohon bapak segera datang” jawab wanita itu terbata memberikan keterangan atas kondisi istriku, dengan sedikit gemetar seakan tak percaya tiba-tiba HP yang ada dalam genggamanku terlepas dan terjuntal kelantai.
Air mataku tiba-tiba turun dengan deras dari kelopak mataku, sedih, menyesal atas semua tindakanku selama ini padanya, dan dengan masih perasaan tak percaya aku segera bergegas menuju RS yang telah ditunjukkan padaku, bergegas aku kekamar zenajah mengikuti arahan salah seorang petugas jaga, dan Subhanallah, kusaksikan dengan mata kepalaku sendiri tubuh istriku yang terbaring kaku bersimbah darah, ditubuhnya masih lengkap dengan pakaian syar’i, menurut salah seorang wanita yang berdiri tak jauh dari ranjang dimana istriku dibaringkan (Wanita yg menelpon aku dan mengabarkan istriku kecelakaan), menurutnya mereka dan tim medis sengaja tidak membuka pakaian yg dikenakan wanita itu atas permintaannya saat sekarat manakala dilarikan ke RS, ..
.. beliau meminta agar jangan sampai ada lelaki yang menyentuhnya dan membuka auratnya sampai keluarganya datang menjemputnya, wanita tersebut menuturkan dengan deraian air mata, menurutnya lagi saat sekarat tak ada sedikitpun tanda-tanda kesakitan pada wajah istriku, bahkan hingga nyawanya berpisah dari raganya.

Ya Allah, betapa mulianya hati istriku, hingga dalam keadaan sekaratpun dia masih meminta agar kehormatannya tetap dijaga, perlahan bayangan masa lalu kami kembali terpampang dalam benakku, betapa istriku takut bepergian sendiri tanpa ada mahrom, bahwa betapa kuatnya dia menjaga kehormatannya sebagai seorang muslimah, tetapi aku telah lalai dari menjaganya, ya Allah ampuni aku..., ampuni aku..., terlalu banyak dosa yang telah kuperbuat selama hidupku.

Hingga saat ini kesedihan itu masih terus menggerogoti perasaanku, meskipun sebuah kesyukuran sendiri buatku sebab setelahnya Hidayah itu menyapaku.
Tetapi sungguh, hanya Allah yang tahu isi hati ini, bahwa hingga hari ini aku belum bisa melupakannya dan memaafkan diriku sendiri, apalagi mengingat betapa mulianya hati istriku, jujur selama pernikahan kami, tak pernah satupun dia kuberikan uang gajiku, bahkan dia tidak tahu berapa penghasilanku setiap bulannya, ..
.. subhanallah, begitu sabarnya dia padaku, dan yang lebih membuatku sangat bersedih lagi adalah tak pernah satu kalipun selama pernikahan kami aku membelikannya pakaian yang syar’i, seingatku pakaian muslimah syar’i yang dipakainya selama menikah denganku adalah pakaian yang memang telah dimilikinya sebelum menikah denganku dan lagi-lagi dia tidak pernah mengeluh padaku, kudapati pula jubah yang dipakainya saat kecelakaan itu telah sobek dibagian punggungnya, dan dari sobekan itu sudah ada jahitan2 sebelumnya yang telah lapuk, andai saja dia tidak memakai jilbab besar, mungkin sobekan itu akan terlihat jelas.
Dan hal lain yang membuat aku semakin pilu adalah dokter memberikan keterangan bahwa ada janin yang diperkirakan berusia 6 pekan dalam kandungan istriku, Yaa Allah ampuni aku... ampuni aku Ya Allah.. kasihan istriku.. betapa sabarnya dia menghadapiku selama ini.

Pendengar Nurani yang baik,
Alhamdulillah saat ini aku telah aktif tarbiyah, andai istriku masih ada, pasti dia akan bahagia melihat aku saat ini yang Alhamdulillah telah tersentuh oleh hidayah-Nya, tetapi sayang dia telah tiada, yang tersisa hanyalah kenangannya dan juga Ahmad dan Fatimah.

Duhai mujahidahku tersayang, maafkan abi yang telah melalaikanmu..

Abi tahu berlarut-larut dalam kesedihan ini tak baik, tetapi kesedihan ini entah mengapa tak pernah lekang dari perasaan abi..
Abi janji pada ummi, akan menjaga Ahmad dan Fatimah, mujahid dan mujahidah kita tercinta...,
Insya Allah mereka akan tumbuh dengan akhlak seperti umminya atau mungkin lebih dari abi dan umminya..
Selamat jalan wahai mujahidahku tersayang, semoga Allah menerima semua amal ibadahmu dan menempatkanmu dijannah-Ny  yang tertinggi... Aamiin...

😭😭😱😱😭😭😭
( copas dr  group sebelah)


Read More >>
Trik SEO Terbaru support Online Shop Baju Wanita - Original design by Bamz | Copyright of WARNA WARNI HIDUP.