TAFSIR AL-QURAN MENGENAI PENCIPTAAN ALAM SEMESTA
Kamis, 24 Maret 2011
3
komentar
- Penciptaan alam semesta
Al-an’am : 101
101. Dia Pencipta langit dan bumi. bagaimana dia mempunyai anak padahal dia tidak mempunyai isteri. dia menciptakan segala sesuatu; dan dia mengetahui segala sesuatu.
Sudah tidak dapat disangkal bahwa keberadan alam semesta yang didukung konsep perhitungan sains yang dikenal “teori big bang” abad ke-20 menunjukan keberadaan pasti adanya Sang Pencipta yaitu Allah SWT.
- Pemisahan langit dan bumi
Al-anbiyaa : 30
30. Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
Yang digaris bawahi dari ayat di atas adalah ratqan “terpadu” dan fafataqnaahumaa “terbelah”. Berikut pandangan beberapa mufasir:
· Langit dan bumi tadinya merupakan sesuatu yang padu, sehingga tak ada hujan yang menumbuhkan dibumi maka Allah berkehendak menurunkan hujan dengan membelah bumi-langit
· Langit dan bumi adalah sesuatu yang utuh tak terpisah, lalu Allah pisahkan mengangkat langit ke atas dan bumi tetap berada ditempatnya.
· Langit dan bumi pada dasarnya tergabung secara koheren. Berdasar penemuan mutakhir “teori big bang” menyebutkan alam semesta termasuk tata surya terbentuk dari hasil bola gabungan atom-atom terpadatkan dengan tekanan yang sangat besar, fafataqnaahumaa merupakan isyarat dari ledakan besar tersebut.
Fushilat : 11-12
11. Kemudian dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu dia Berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
12. Maka dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Yang menjadi perhatian dalam ayat ini adalah kata dukhan“asap”. Para ilmuwan memahaminya sebagai suatu kumpulan dari gas yang mengandung benda kecil kokoh mengandung panas. Berbeda dengan ulama tafsir yang memahami “asap” sebagai langit yang kita lihat lebih lanjut sayyid Quttub menyatakn sebelum terbentuknya bintang-bintang ada sesuatu angkasa yang dipenuhi oleh asap dan gas. Sebab inilah yang membentuk adanya bintang-bintang. Al-Qur’an menyebutkan penciptaan alam raya dalam 6 masa/periode. Periode asap ini adalahperiode ketiga setelah bigbang dan munculnya kabut asap. Asap ini kemudian tercipta unsur-unsur pembentukan langit yang terjadi melalui gas hidrogen dan helium.
Al-‘araf : 54
54. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang Telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu dia bersemayam di atas 'Arsy[548]. dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.
[548] bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
Ayat ini mengungkap penciptaan jagat raya dalam 6 masa sittati ayyaamin . Para mufasir berbeda pandangan mengenai pemahaman 6 masa yang dimaksud pada ayat ini:
· 6 masa berarti 6 x 24 jam sebagaimana waktu yang dipahami manusia karena ayat ini ditujukan pada manusia.
· 6 masa yang dimaksud adalah masa perhitungan menurut Allah sebagaimana dalam Al-Quran disebutkan bahwa “Sesungguhnya disisi tuhanmu adalah seribu tahun menurut perhitungan Kami”.
· Perhitungan 6 masa yang dimaksud adalah berdasar anaka perhitungan kecepatan cahaya, suara atau detik jam. Bahkan dalam Al-Qur’an disebutkan “malaikat-malaikat dan jibril menghadap kepadaNya dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun”.
Ini menunjukan bahwa ada pelaku yang lebih cepat untuk menempuh jarak tertentu, yang dalam fisika konsep ini disebut dengan relativitas waktu.
- Bentuk bulat bumi dan planet
Az-Zumar : 5
5. Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. ingatlah dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
Mengenai bentuk planet yang bulat dapat dipahami dari kata yukawwiru yang secara bahasa adalah mengelilingkan sesuatu atas sesuatu. Terjadinya siang dan malam itupun menjadi bukti bahwa bumi bulat karena berotasi dan tidak mungkin siang dan malam terjadi secara bersamaan (kontradiktif), selain itu bentuk kata tersebut dalam bentuk fi’il mudhari artinya sedang berlangsung dan bisa kita rasakan saat ini. Pada kata sakkhor /menundukan dalam bentuk fi’il madhi artinya penundukan yang dimaksud selesai dimasa lampau berarti suatu aturan yang tidak akan berubah dan suatu saat akan berakhir penetapan peredaran sesuai dengan yang Allah tetapkan (hari kiamat).
- Langit yang mengembalikan
Ath-Thariq : 11
11. Demi langit yang mengandung hujan[1570]
[1570] raj'i berarti kembali. hujan dinamakan raj'i dalam ayat ini, Karena hujan itu berasal dari uap yang naik dari bumi ke udara, Kemudian turun ke bumi, Kemudian kembali ke atas, dan dari atas kembali ke bumi dan begitulah seterusnya.
- Mengembangnya alam semesta
Adz-dzariyaat : 47
47. Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan Sesungguhnya kami benar-benar berkuasa
- Berjalan pada garis edarnya
Al-anbiyaa : 33
33. Dan dialah yang Telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.
Ayat ini mengungkap bahwa Allah pun telah menetapkan masing-masing matahari dan bulan telah ditetapkan pergerakannya dengan teratur, yaitu gerak rotasi dan revolusi.
- Bumi memiliki atap yang memelihara
Al-anbiyaa : 32
32. Dan kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara[959], sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.
[959] Maksudnya: yang ada di langit itu sebagai atap dan yang dimaksud dengan terpelihara ialah segala yang berada di langit itu dijaga oleh Allah dengan peraturan dan hukum-hukum yang menyebabkan dapat berjalannya dengan teratur dan tertib.
[lagi-lagi dibuat sebagai tugas kuliah ^^]
Read More >>