Baru seabad yang lalu semua orang hampir menyepakati bahwa alam semesta memang diciptakan oleh Sang Pencipta, itupun karena konsep ilmiah/sains berhasil membuktikan berdasarkan perhitungan fisika bahwa alam semesta bermula dari ketiadaan dengan Teori BigBang yang eksperimental. Namun perlu diketahui bahwa sebelum itu orang banyak memahami alam semesta adalah ada dan akan terus ada seterusnya yang berujung pada menafikan sang pencipta, pernyataan ini merupakan gagasan dari tokoh/ilmuwan penganut materialisme. Jauh sebelum adanya gagasan teori BigBang dan Materialisme,pada abad ke-7 Al-Quran telah menjelaskan secara tersirat mengenai penciptaan alam semesta oleh Allah SWT. Adapun alur perjalanan mengenai gagasan/pemikiran dari berbagai paham dengan pertentangan sampai akhirnya teori Bigbang yang banyak dipahami orang mengenai penciptaan alam semesta.
· Gagasan “keberadaan abadi”, dikembangkan pada masa kekaisaran Romawi dan Yunani kuno. Pada masa renaisans Immanuel Kant mempengaruhi orang Eropa tentang alam semesta tanpa batas. Karl Marx dan Friedrich Engels membawa pandangan materialisme pada karya-karyanya yang diikuti pula oleh pendukung setia Marxisme yaitu George Politzer.
· Tahun 1922,sejalan dengan perkembangan Astronomi Modern Alexandra Friedman menghasikan perhitungan yang menunjukan bahwa struktur alam semesta tidak statis (unsteady stead universe).
· George Lemaitre,menyadari perhitungan Friedman. Lemaitre menyatakan bahwa alam semesta mempunyai permulaan, ia mengembang sebagai akibat dari sesuatu yang memicunya dan tingkat radiasi dapat digunakan sebagai ukuran akibat dari “sesuatu” itu. Edwin Hubble melalui teleskopnya mengamati bintang dan ia menemukan pergeseran dari cahaya bintang ke arah merah spektrum sementara menurut aturan fisika warna merah cendrung menjauhi titik observasi. Penemuan selanjutnya bintang-bintang ini tidak hanya menjauh dari bumi tetapi bergerak saling menjauh artinya lama semesta ini dengan konstan “mengembang”. Penemuan ini menyimpulkan bahwa pengembangan alam semesta bermula dari materi yang kecil/terpadatkan dengan analogi mencapai volume nol dan alam semesta muncul dari ledakan materi yang memiliki volume nol ini. Ledakan ini disebut “dentuman besar”. Hal ini membuktikan sebagaimana yang diungkap Al-Quran:
“ Dia Pencipta langit dan bumi..” (Q.S. Al-an’am :101)
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
(Q.S. Al-anbiyaa :30)
· Bukti-bukti yang mendukung “dentuman besar”. Tahun 1948 George Gamov mengembangkan perhitungan Lemaitre dan menghasilkan gagasan baru bahwa jika alam semesta terbentuk dari ledakan besar, maka harus ada sisa radiasi dari ledakan tersebut dan radiasi ini bisa dideteksi serta sama diseluruh alam semesta. Beberapa dekade kemudian bukti pengamatan Gamov ini diperoleh:
ü Tahun 1965, Arno Penzias dan robert Wilson menemukan “radiasi latar belakang kosmik”, radiasi ini tersebar merata diseluruh jagat raya.
ü Jumlah relatif hidrogen dan helium di alam semesta. Pengamatan ini menunjukan jumlah campuran kedua unsur ini sesuai dengan perhitungan teoritas dari apa yang seharusnya tersisa setelah dentuman besar. Jika alam ini telah ada selamanya maka hidrogennya telah terbakar menjadi helium.
Sangat jelas bahwa dentuman besar berarti penciptaan alam semesta dari ketiadaan yang menjadi bukti keberadaan sang pencipta yaitu Allah SWT yang kuat ditolak para materialis. Adanya fakta ini, membuat mereka berusaha untuk membantah kenyataan ini dengan penjelasan/model lain mengenai alam semesta berikut:
· Model alam semesta berosilasi, bahwa alam semesta ada selamanya namun mengembang dan mengerut yang kemudian meledak, menurut mereka hal ini akan terus berulang tak terbatas memulai pengembangan babak baru. Model ini tidak didukung riset ilmiah dan hukum fisikapun tidak bisa menjelaskan mengapa alam semesta yang mengembang akan berkerut lagi. Mereka jelas berupaya melepas gagasan penciptaan.
· “Model semesta kuantum”, mereka mengklaim materi “tidak ada kalau sebelumnya tidak ada” singkatnya tidak ada keberadaan dari ketiadaan. Model ini tidak diterima karena kesulitan yang dibawanya.
(dibuat untuk tugas kuliah IPBA, resume Penciptaan Alam Semesta ^^)