Kutemukan cinta di PUSDAI

Posted by Mira Sabtu, 26 Mei 2012 1 komentar


Kamis tanggal 05 April, hujan betah berlama-lama mengguyuri kota Bandung hingga menjelang mentari berganti bulan. Kebanyakan orang mungkin akan lebih memilih untuk berdiam dirumah tapi tidak bagi calon peserta MDA (Majelis Darul Akhirat). Mereka tak pernah tau apa yang akan terjadi saat hari H, cuacanya cerah atau tidak karena mereka hanya tau mereka butuh mengikuti MDA . jadi apapun yang terjadi mereka tetap bergegas bergerak menuju tempat penyelenggaraan di Pusat Dakwah Islam (PUSDAI).
Hingga akhirnya aku bersyukur, saat itu Allah telah menggerakkan diri ini menuju tempat tujuan meski awalnya sedikit ragu untuk berangkat. Ternyata ..luar biasa, ditempat ini kutemukan cinta, cara indah mencintai Allah.
Dengan langsung dipandu Master Trainer Ust. Jumharudin, LC. dan Ust. Nanang Mubarok semakin menambah gelora kecintaan kita kepada Sang Khalik.
Berikut akan saya sampaikan beberapa hal penting selama mengikuti MDA “Wisata Kampung Akhirat” yang membuka pikiran saya yang sampai detik ini dalam diri saya terngiang-ngiang selalu, semoga bermanfaat.

Kunci dari segala cara mencintai Allah adalah kita mengetahui bahwa ALLAH SANGAT MENCINTAI KITA.
BUKTINYA??
Jelas tak terhitung, hanya saja kita belum mau menyadarinya.
Pernah dikatakan bahwa
Tidak ada jari dilangit, yang diantara sela-sela jari itu malaikat berdesak-desakkan beribadah dari awal penciptaannya hingga kini. Yang dilakukannya adalah ibadah terus menerus. Tapi malaikat masih merasa kurang dengan apa yang dilakukannya untuk Allah. Hingga akhirnya malaikat pun bertanya pada Allah apa yang harus dilakukannya selain ibadah yang selalu mereka kerjakan terus menerus dan tak pernah melanggar titah Allah itu. Maka Allah memerintah malaikat “sujudlah engkau pada Adam”
Bukankah itu cinta?
Maka para malaikat sudah tak kita ragui keta’atannya. Iblis adalah makhluk Allah yang diciptakan berbeda dengan malaikat, dan berbeda pula lah pilihannya dengan pilihan para malaikat dalam melaksanakan titah tuhannya itu.
Iblis katakan bahwa dirinya yang diciptakan dari api adalah lebih baik dari adam yang hanya diciptakan dari tanah.
Iblis menyangsikan adam yang Allah amanahkan menjadi khalifah dimuka bumi, karena ketidaktahuannya ia katakan adam hanya akan berbuat kerusakan saja dimuka bumi yang telah Allah ciptakan jauh dari waktu penciptaan adam itu sendiri.
Kemudian  Allah tiupkan ruh pada makhluk yang terbuat dari tanah itu, agar iblis tak punya alasan lagi untuk tidak bersujud pada adam.
Bukankah itu cinta?
Sesungguhnya iblis berkata bohong mengapa ia katakan bahwa “aku tercipta dari api sedangkan adam tercipta dari tanah, maka aku lebih baik dari adam”
Padahal, bisakah ia lebih jeli lagi melihat bahwa :
Sifat api itu bergejolak, merusak karena panasnya, sedangkan tanah bersifat tenang, menumbuhkan.
Meski sang api memiliki manfa’at tapi bukankah selalu saja ada kewaspadaan saat kita bermain api, karena pada saat skalanya besar ia akan menjadi sangat berbahaya. Lalu pernah kah kita berwas-was pada tanah?dalam skala sebesar apapun tak pernah kita mewaspadai keberadaannya.
Maka dialam ini ada 2 hal yang suci. Pertama air kemudian tanah, yang dengannya kita mensucikan diri dari hadats. Bukankah saat tak ada air yang kita gunakan untuk bersuci adalah tanah? Tidakkah kita sebut itu sebagai kemuliaan?
Dan  bukankah itu cinta?

Mulia itu hina jika kamu jauh dari Allah.
Hina itu mulia jika kamu dekat dengan Allah.

Kekayaan itu kekafiran saat kau tak bersama dengan Allah
Kefaqiran itu kekayaan saat kau bersama dengan allah.

Jika sudah cinta, maka seringkali akan disebut-sebut nama kekasihnya.
Begitu pula dengan Allah, apabila ia mencintai hambaNya Dia katakan pada seluruh penduduk langit melalui malaikat jibril “Hai Jibril, aku mencintai hamba itu maka cintailah ia” kemudian seluruh penduduk langit itu pun mencintai dan mendo’akan hamba itu.   
bukankah itu bukti cinta?
Seringkali diri kita ini mengaku-ngaku mencintai Allah.
Tapi kemudian, mengapa sangat takut disangka teroris?!! Takut disebut aliran islam garis keras, fanatik?!! Malu disebut ‘alim ta’at?!!
Dimana bukti kecintaanmu terhadap Allah?
Bukankah dengan menegakkan syari’at  islam, yang kita hanya ta’at pada aturaNnya dan juga telah allah turunkan petunjuk keselamatan hidup ini di ayat-ayat cintaNya yang terhimpun dalam sebuah kitab yang kita sebut dengan AlQuran.
Jangan-jangan cinta pada Allah lah yang selama ini layak disebut cinta palsu??
Padahal Yang Maha Memiliki Cinta adalah prioritas yang paling berhak untuk kita cintai. Namun ketakcintaan kita tak sedikitpun mengurangi keagungan cintaNya.

Pada beberapa ayat AlQuran dalam surat berbeda-beda, Allah katakan bahwa :
Penciptaan alam semesta, langit, bumi, bulan, bintang, surga, neraka telah Allah ciptakan jauh sebelum manusia itu diciptakan, adalah untuk siapa? untukmu
Allah tundukan sungai-sungai, danau, di muka bumi, untukmu
Allah jadikan hewan ternak dan hewan lainnya, untukmu
Allah jadikan siang dan malam, agar kamu bisa istirahat dan bekerja denganya, untukmu
Maka jawablah dengan hatimu:
Adakah cinta yang melebihi cintanya Allah kepada engkau?
Dan adakah cemburu yang melebihi cemburunya Allah ketika engkau berpaling padaNya?

(Allahu’alam bishowab)


Read More >>

Berkaca pada Palestina

Posted by Mira 1 komentar

-->
DEATH IN GAZZA!!
Sebuah film dokumenter karya jurnalis inggris James Miller, yang merekam peristiwa penyerangan, penembakan penjajah Israel biadab di tanah palestina.
Film ini hanyalah satu rekam dari ribuan rekaman lain yang mengungkap fakta yang patut mendapat perhatian kita sebagai manusia yang masih memiliki jiwa kemanusiaan, bahkan terlebih sebagai seorang muslim...saudara-saudara kita di Palestina layak mendapat perhatian yang lebih besar lagi.
            Dalam liputannya kita bisa melihat bahkan merasakan betapa di belahan bumi islam sedang mengalami penderitaan demi penderitaan yang terus menerus. Bukan lagi perkara harta yang mereka korbankan, anggota keluarga, saudara bahkan nyawa diri mereka pun menjadi taruhannya. Meski film ini diliput tahun 2003 tapi sadarkah kita bahwa penderitaan mereka disana belum berakhir?
Penderitaan yang mereka rasakan sudah seharusnya menjadi penderitaan kita. Penderitaan seluruh umat islam dan bahkan penderitaan umat manusia yang masih memiliki hati nurani.
Menjadi matir/tentara yang syahid adalah cita-cita tertinggi mereka, karena dalam perjuangan ini mereka lakukan demi Allah SWT yang telah menjanjikan syurga sebagai balasannya. Syurga Allah lebih menggoda bagi mereka daripada kehidupan dunia yang fana dan sementara. Kebahagiaan diakhirat lebih menjanjikan daripada kehidupan duniawi.
Dengan melihat disekeliling mereka, saat ada matir yang syahid mereka bahagia mendengar kabarnya, mereka bahagia melihat wajah temannya yang telah lebih dulu syahid. Orang-orang disekitar berkerumun ingin mencium wajah yang syahid itu. Mereka ingin segera menyusul kawan, saudara-saudaranya yang telah menjadi matir Allah karena mereka yakin di syurganya mereka akan dipertemukan.
Mereka mengubah kematian menjadi kemenangan.
Setiap ada matir yang syahid maka seluruh warga palestina di sana mengabarkannya sebagai berita bahagia, diiringnya sang matir oleh ribuan orang yang mengantarnya ke pemakaman. Subhanallah..
Menangisi anggota keluarga yang telah meninggal menjadi matir Allah adalah hal yang memalukan untuk dilakukan karena mereka tahu seharusnya lah mereka berbahagia, adapun tangis yang terlihat mungkin tangis haru dan bangga bukan tangis kesedihan yang dilakukan banyak orang pada umumnya. Bagi mereka kesedihan hanya akan membuatnya takut…
Biadabnya Israel tidak hanya menyerang tentara palestina, orang dewasa bahkan anak-anak pun mereka tembaki. Sepertinya berita dimedia harus segera diklarifikasi bahwa anak-anak yang tewas bukan tertembak oleh tentara Israel biadab tapi ditembak

Bagaimana mungkin Yahudi membiarkan generasi musuhnya banyak berkeliaran?
Sungguh mereka sangat takut dengan bangsa palestina yang memiliki jiwa mujahid telah terbenam didadanya, tak memandang dewasa, atau muda bahkan anak-anak yang belum mencapai umur belasanpun sudah sangat tertanam kebenciannya terhadap penjajah yang ingin merebut tanah airnya.
Anak-anak laki palestina sangat senang bermain perang-perangan “yahudi-arab”, yang untuk memenangkannya mereka tidak takut lagi jika kematian harus mendatanginya.
menjadi tentara demi Allah adalah keinginan kami yang paling mulia
jangan takut, takut itu kejam
janganlah sedih, sedih membuatku takut
jangan menangis, tangisan membunuhku
(Abdul Sattar, 11 tahun)

Saat anda menonton liputan-liputan film dokumenter DEATH IN GAZZA, anda akan saksikan bagaimana anak-anak kecil yang begitu luar biasa berani melawan tank-tank, buldoser milik yahudi laknatullah ..melemparinya dengan batu dari jarak cukup dekat adalah aktivitas keseharian mereka, berlari menghindari serangan balik dengan tembakan bertubi-tubi sudah tak lagi memekikan telinganya bahkan dentuman granat tak lagi menggentarkan langkahnya untuk tetap terus melawan, dan bertahan ditanahnya sendiri.
Mereka persembahkan jiwa dan raga mereka demi melindungi Al-Aqsha, tempat suci yang telah Allah sebutkan dalam Al-Quran, tak mungkin lenyap karena disekelilingnya ada mereka. Semuanya mereka persembahkan untuk tetap tegaknya islam di bumi Allah, meneruskan dakwah Rasulullah. Mereka yakin dengan kemenangan islam yang telah Allah janjikan. Dan kemenangan tak dimenangkan dengan hanya berdiam diri. Kematian bagi mereka adalah satu dari 2 hadiah besar. Mati syahid atau kemenangan. Saudara kita disana sudah sedemikian mulianya berpikir, melangkah menuju cita-cita besar.
Lantas bagaimana kita menjawab…
Apa yang sudah diri kita persembahkan untuk Allah dan RasulNya?



Read More >>
Trik SEO Terbaru support Online Shop Baju Wanita - Original design by Bamz | Copyright of WARNA WARNI HIDUP.