Sebuah film dokumenter karya jurnalis inggris James Miller,
yang merekam peristiwa penyerangan, penembakan penjajah Israel biadab di tanah
palestina.
Film ini hanyalah satu rekam dari ribuan rekaman lain yang
mengungkap fakta yang patut mendapat perhatian kita sebagai manusia yang masih
memiliki jiwa kemanusiaan, bahkan terlebih sebagai seorang muslim...saudara-saudara
kita di Palestina layak mendapat perhatian yang lebih besar lagi.
Dalam liputannya kita bisa melihat
bahkan merasakan betapa di belahan bumi islam sedang mengalami penderitaan demi
penderitaan yang terus menerus. Bukan lagi perkara harta yang mereka korbankan,
anggota keluarga, saudara bahkan nyawa diri mereka pun menjadi taruhannya.
Meski film ini diliput tahun 2003 tapi sadarkah kita bahwa penderitaan mereka
disana belum berakhir?
Penderitaan yang mereka rasakan sudah seharusnya menjadi
penderitaan kita. Penderitaan seluruh umat islam dan bahkan penderitaan umat
manusia yang masih memiliki hati nurani.
Menjadi matir/tentara yang syahid adalah cita-cita tertinggi
mereka, karena dalam perjuangan ini mereka lakukan demi Allah SWT yang telah
menjanjikan syurga sebagai balasannya. Syurga Allah lebih menggoda bagi mereka
daripada kehidupan dunia yang fana dan sementara. Kebahagiaan diakhirat lebih
menjanjikan daripada kehidupan duniawi.
Dengan melihat disekeliling mereka, saat ada matir yang
syahid mereka bahagia mendengar kabarnya, mereka bahagia melihat wajah temannya
yang telah lebih dulu syahid. Orang-orang disekitar berkerumun ingin mencium
wajah yang syahid itu. Mereka ingin segera menyusul kawan, saudara-saudaranya
yang telah menjadi matir Allah karena mereka yakin di syurganya mereka akan
dipertemukan.
Mereka mengubah kematian menjadi kemenangan.
Setiap ada matir yang syahid maka seluruh warga palestina di
sana mengabarkannya sebagai berita bahagia, diiringnya sang matir oleh ribuan
orang yang mengantarnya ke pemakaman. Subhanallah..
Menangisi anggota keluarga yang telah meninggal menjadi
matir Allah adalah hal yang memalukan untuk dilakukan karena mereka tahu
seharusnya lah mereka berbahagia, adapun tangis yang terlihat mungkin tangis
haru dan bangga bukan tangis kesedihan yang dilakukan banyak orang pada
umumnya. Bagi mereka kesedihan hanya akan membuatnya takut…
Biadabnya Israel tidak hanya menyerang tentara palestina,
orang dewasa bahkan anak-anak pun mereka tembaki. Sepertinya berita dimedia
harus segera diklarifikasi bahwa anak-anak yang tewas bukan tertembak oleh tentara Israel biadab
tapi ditembak.
Bagaimana mungkin Yahudi membiarkan generasi musuhnya banyak
berkeliaran?
Sungguh mereka sangat takut dengan bangsa palestina yang
memiliki jiwa mujahid telah terbenam didadanya, tak memandang dewasa, atau muda
bahkan anak-anak yang belum mencapai umur belasanpun sudah sangat tertanam
kebenciannya terhadap penjajah yang ingin merebut tanah airnya.
Anak-anak laki palestina sangat senang bermain
perang-perangan “yahudi-arab”, yang untuk memenangkannya mereka tidak takut
lagi jika kematian harus mendatanginya.
menjadi tentara demi
Allah adalah keinginan kami yang paling mulia
jangan takut, takut
itu kejam
janganlah sedih, sedih
membuatku takut
jangan menangis,
tangisan membunuhku
(Abdul Sattar, 11 tahun)
Saat anda menonton liputan-liputan film dokumenter DEATH IN
GAZZA, anda akan saksikan bagaimana anak-anak kecil yang begitu luar biasa
berani melawan tank-tank, buldoser milik yahudi laknatullah ..melemparinya dengan batu dari jarak cukup dekat
adalah aktivitas keseharian mereka, berlari menghindari serangan balik dengan
tembakan bertubi-tubi sudah tak lagi memekikan telinganya bahkan dentuman
granat tak lagi menggentarkan langkahnya untuk tetap terus melawan, dan
bertahan ditanahnya sendiri.
Mereka persembahkan jiwa dan raga mereka demi melindungi
Al-Aqsha, tempat suci yang telah Allah sebutkan dalam Al-Quran, tak mungkin
lenyap karena disekelilingnya ada mereka. Semuanya mereka persembahkan untuk
tetap tegaknya islam di bumi Allah, meneruskan dakwah Rasulullah. Mereka yakin
dengan kemenangan islam yang telah Allah janjikan. Dan kemenangan tak
dimenangkan dengan hanya berdiam diri. Kematian bagi mereka adalah satu dari 2
hadiah besar. Mati syahid atau kemenangan. Saudara kita disana sudah sedemikian
mulianya berpikir, melangkah menuju cita-cita besar.
Lantas bagaimana kita menjawab…
Apa yang sudah diri kita
persembahkan untuk Allah dan RasulNya?
Categories:
Like dan bagikan artikel ini:
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Berkaca pada Palestina
Ditulis oleh Mira
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://mardhiyanimira.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
Comments
1 Comments
1 komentar:
Anonim
mengatakan...
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat saya mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali, bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya dan 3 bln kemudian saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan ke jakarta untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau dan sudah mau membantu saya, itu adalah kisah nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya, anda bisa Hubungi Bpk Drs Tauhid SH Msi No Hp 0853-1144-2258. siapa tau beliau masih bisa membantu anda, Wassalamu Alaikum Wr Wr ..