Nasib POLWAN ingin berjilbab terkatung-katung
ADA APA DENGAN İNDONESİA?
Barangkali anda termasuk saya pernah menge-share sebuah status via Facebook atau Twitter mengenai #DukungPolwanBerjilbab..sebagian teman anda yang berkomentar atau Reply mungkin bertanya pada anda. Kok bisa sih di larang. Apaan sih ini maksudnya. Malah ada teman saya yang baru ngeh kalo POLWAN di Indonesia di larang berjilbab.
Saya hanya bisa memberikan link beberapa media online sebagai jawaban atas pertanyaan yang muncul dari mereka sebagai bacaan lanjutan.
Reaksi yang wajar ketika dapat info POLWAN DILARANG BERJILBAB kita kaget, greget, gemes, marah terlebih setelah membaca beberapa berita dari media online tersebut. Saya juga awalnya setengah gak percaya dengan beredarnya berita yang saya muncul di beranda twitter saya, judul-judulnya menarik sangat provokatif yang akhirnya bikin saya buka-buka di tempat lain seperti Viva, Detik, ROL, ANTARA, dll. Ternyata kabar itu benar adanya, memprihatinkan.
Ironis, miris dan kecewa badai saat baca-baca itu kadang sesekali bikin tertawa dengan perasaan marah, POLWAN BERJILBAB, MELANGGAR ATURAN POLRI. POLWAN INGIN BERJILBAB? BERHENTI SAJA. MUI: AKAN SURATI KAPOLRI AGAR IZINKAN POLWAN BERSERAGAM BERJILBAB. POLWAN BERJILBAB, MENGGANGGU ANGGARAN POLRI. YUSRIL I.M BANTU POLWAN AGAR DIIZINKAN BERJILBAB. POLRI LARANG POLWAN BERJILBAB, MELANGGAR UUD.
Dari sekian judul akhirnya saya menarik beberapa kesimpulan terlepas dari benar atau salah, ini pendapat saya saja.
Sebenarnya, sangat mudah untuk menjawab itu semua. Kala ada pertanyaan KENAPA INDONESIA MASIH LARANG POLWAN BERJILBAB?
Ada SEKULERISME di Indonesia.
Rupanya sekulerisme masih mengakar kuat di negara kita. Ternyata setelah tumbangnya rezim orde baru...sekulerisme tak lantas tumbang, ini sudah tersistem dan tertanam yang mungkin direncanakan.
Tak ada salahnya kita flashback ke masa lalu, bukankah aturan POLRI itu dibuat para pendahulunya di masa lampau. Liatlah siapa perumus aturan itu. Liatlah pimpinan yang berkuasa kala itu. Liatlah seperti apa riwayat kehidupannya.
Saya hanya menggaris bawahi bahwa mereka bukanlah sosok sosok seperti Buya Hamka, KH. Agus Salim, Bung Tomo, Pangeran Dipenogoro yang nasionalis dan agamis..birokrat dg ketaatan akan ajaran agama yang melekat, reformis yang islamis.
Lalu kemana mereka yang baru saya sebut kala itu?
Bacalah sedikit sejarah, engkau akan menyadari bahwa kala itu mereka tersingkirkan...cita-cita mereka tak sejalan dengan apa yang di inginkan para oportunis, yang pada akhirnya kita kenal mereka sekarang sebagai Pahlawan Bangsa. Pujian dan sanjungan rakyat tertuju pada mereka. Padahal sesungguhnya dibalik keberhasilan indonesia merebut kemerdekaan adalah lahir dari gagasan, pemikiran mereka yang islam/'ulama. Mereka telah menularkan semangat nasionalisme, muncul sebagai pemuda islam dengan gagasan besar setelah kembali dari tanah suci, mereka berguru pada ulama besar di daerah gersang itu sehingga kepulangan mereka ke tanah air membawa angin segar dan memberi pencerahan untuk rakyat agar bersatu, kemudian saling menularkan semangat untuk lepas dari penjajahan...sesungguhnya kehadiran mereka sebagai ulama, tokoh agamis memberi ruh baru kepada seluruh rakyat tanah air agar membangkikan semangat Nasionalisme!!
Bukankah masuk akal saat kaum oportunis yang bergabung dengan mereka yang nasionalis islamis itu lantas tiba-tiba mengkerdilkan peran mereka di kancah perpolitikan kala itu..terlebih saat kemerdekaan hampir teraih dan baru saja diraih. Tidakkah kalian merasa heran kenapa nama-nama Tuanku Imam bonjol, pangeran diponegoro, buya hamka, kartosuwiryo setelah kemerdekaan dimanakah mereka padahal sebelumnya mereka berada di garda terdepan melawan penjajahan, tengoklah sejarah di sekolah seperti apa mereka tercitrakan saat indonesia dipimping sang presiden pertamakali?
PEMBERONTAK. Sejarah kita sedikit memutarbalikan fakta. Demi pencitraan sang penguas
Ditulis oleh Mira
Rating Blog 5 dari 5