Gundah hati ingin kembali
Bismillahirrahmanirrahiim..
Entah dorongan dari mana, tiba-tiba terlintas di benak saya ada yang ingin saya sharingkan bersama dengan kawan-kawan semua. Setahun sudah saya mengalami masa pra sarjana hmm rasanya banyak sekali godaan sana sini #padahal dari dulu juga gitu, yg namanya godaan emang datang dari berbagai sudut..godaan dalam hal apapun itu dan yg jelas godaan itu dimaksudkan hanya pada satu hal MENGGOYAHKAN KEIMANAN KITA PADA ALLAH.
Sebagai seseorang yang pernah menjadi ADK alias AKTIVIS DAKWAH KAMPUS barangkali godaan yang dirasakan lebih besar lagi.. ya tentu saja besar.. berat lagiiih
APAKAH ITU?
UJIAN KEKONSISTENSIAN <<<<< minimalnya itulah godaan yg akan di hadapi oleh mereka para ADK pasca wisuda/sarjana.
Saya dan bahkan anda juga adalah bagian di antara mereka yang Allah uji konsistensinya alias keistiqamahannya.
Mereka yang terbiasa dg aktivitas luar biasa menyerukan atau mengajak kebaikan pada masyarakat lingkungan kampus justru ketika mereka berada dalam lingkungan berbeda memiliki kemungkinan untuk menampilkan wajah lain. Hahahaa entahlah apa saya perlu memberi contoh real atau tidak disini, tapi saya rasa anda memahami apa yg saya maksud.
Lingkungan memang sangat berpengaruh pada diri kita so please.. para ADK yang semasa kau ngampus dulu kau aktif liqo atau halaqah
maka plis dimanapun kau berada kini tetaplah halaqah
jika semasa dulu kau memiliki prinsip, tegas dan luar biasa
maka plis lindungi prinsipmu agar ia tak luntur, kokoh
jika semasa dulu kau qiyadah yg diirindukan para jundimu karna militansimu
maka plis tetaplah menjadi sosok yg dirindukan mereka yg menunggu militansimu / kerjamu
Jika dulu kau selalu mampu merasionalkan berbagai persoalan
maka plis tetaplah rasional dg argumentasimu yg linear dg nalar & ajaran
Jika kita semua memahami TAK ADA YANG BISA MENJAMIN KESHALEHAN SESEORANG. Iya memang betul tak ada yang bisa jamin kecuali Allah. Lalu apakah ketika kita sadar saat sedang berada dalam kemaksiatan, kita membiarkan diri lantas berteriak : "tak ada yang bisa menjamin keshalehan seseorang!!"
Jika kita mau resapi, sungguh keshalehan memang tak membuat seseorang itu tak akan terjerumus kepada dosa. Semua manusia, entah dikatakan shaleh atau tidak, memiliki peluang yang sama untuk menjadi lalai dan terjerumus pada kemaksiatan. Ya, tentu saja.. peluangnya sama. Karna, syaitan yang menggodanya pun berbeda-beda, tentu syaitan yg menggodanya pun disesuaikan dg level manusia yg hendak mereka jerumuskan. Semakin tinggi level keimanan seseorang maka semakin tinggi pula "kesyaitanan" syaitan yg menggodanya. Semua adil. Karna itulah masing-masing kita harus sadar betul bahwa kita memiliki peluang sama untuk bermaksiat. Namun, bukan berarti ketika tau hal ini justru menjadi pembiaran jika kita sedang sadar ada dalam kemaksiatan bergegaslah.. stabilkan lagi keimanan kita, lalu memohon ampun pada Allah.
Dengan kesadaran bahwa kita memang tak bisa menjamin keshalehan kita dan hanya Allah lah memang Yang akan Menjamin. Maka, marilah kita berusaha sekuat mungkin agar kita bersama dengan golongan orang-orang yang Allah lindungi kita dari kenistaan, dan berusaha agar Allah mau menolong kita untuk memudahkan langkah kita pada kebaikan dan amal shaleh. Di sinilah Allah menguji, melihat "seberapa besar" kita mengikhtiarkan agar keshalehan atau kebaikan itu tetap melekat pada jiwa kita, seberapa kuat kau mendekatkan diri padaNya untuk memohon pertolonganNya melewati ujian demi ujian. Sungguh, disanalah Allah akan melihat seberapa besar usahanya ia memperthankan kebaikan yang telah ada pada dirinya, atau minimal seberapa besar usahanya ia menghindari, atau menahan untuk berbuat maksiat.
Janganlah, kau sampai menunggu seseorang hendak mengingatkan diri kita, karna kemunhkinannya itu berarti kau sampai tak sadar dengan kenistaan yang sedang kau jalani, hingga orang disekitarmu yang lebih menyadari itu dibanding dirimu sendiri. Beruntung jika kau masih punya kawan yang mengingatkanmu akan kelalaianmu terhadap Allah lantas bersyukurlah padanya, dan padaNya jua. Dengarkanlah nasihat kawanmu meski terdengar tak enak, tapi ia menyayangi kita sepenuhnya. Hanya kemaksiatan yang membuat nasihat kebaikan menjadi sesuatu yang tak enak didengarkan. Bagaimanapun, setelah sadar kau di ingatkan temanmu, peganglah kembali erat tangan yang telah terbuka menarikmu dari jurang kemaksiatan.. itulah sayang tak tergantikan dari seorang kawanmu. Ia menyayangimu karna ia memperdulikan kehidupanmu di dunia dan diakhirat kelak. Ia ingin persahabatan atau jalinan persaudaraan kita dengannya abadi. Dunia hingga menembus akhirat.
Memang, terkadang ada nasihat-nasihat yang baik dari seorang kawan dekat, bahkan beberapa orang kawan hendak menasihati, mengingatkan kita dg kelalaian yang sedang kita lakukan, tapi kenapa nasihat itu seperti angin lalu di telinga kita, tak berbekas ke hati tak menggugah untuk berubah.. maka jangan tanyakan kepada yang lain, tanyakanlah pada dirimu sendiri, pada hatimu, pada dirimu... lihatlah ke dalam dirimu, ada apa dengan dirimu? Periksalah keimananmu? Selami pula kedekatanmu dg Rabb mu? Carilah sekian ratus alasan kenapa saat nasihat kebaikan yang seharusnya menjadi penolong malah tak membuat hatimu terusik dan gelisah dg kemaksiatanmu?. Hanya kau yang tau jawabannya. dan hanya kau yang harus merubahnya. Itu semua tetgantung pada segumpal daging yang bersemayam dijiwamu. Allah satu-satunya tempat yang bisa kau jadikan tempat bergantung dan memohon pertolongan. Saat kau mulai menyisir satu persatu kesalahanmu maka sungguh itu adalah sebuah karunia Allah, terlebih menafakuri kesalahan, memuhasabahi kemudian kembali lagi kepada jalan yang pernah kau tuju dulu, meski memang sudah tau bagaimana kembali padaNya, mohonkanlah agar Allah mempermudah jalan kembali mendekat padaNya. Mulailah menghidupkan sunnah yang sering dilewatkan, memprioritaskan yg Wajib yg sempat dilalaikan. Semoga Allah memberi kebaikan yang lebih besar lagi melihat caramu yang perlahan kembali menapaki jalanNya. Mohonlah pada Allah agar senantiasa kuat menahan keinginan berbuat maksiat dan lalai serta mohon lah agar Allah mempermudah untuk berbuat kebaikan dan amal shalih. Jika perlu, kita memang harus selalu minta pada Allah agar senantiasa ingat dengan adzabNya yang pedih bukan hanya sekedar mengingat pengampunanNya yang indah, ketakutan memang perlu dihadirkan agar timbul rasa cinta yang lebih besar ketimbang menghadirkan pengharapan saja.
Atas dasar cinta. Saya menulis ini untuk diri saya dan sahabat saya dimanapun berada, yg pernah merasakan nikmatnya meniti hidup dijalanNya bersama, semoga terus berlanjut hingga kehidupan yang lebih hakiki nanti. Amiin
Wallahualam
Ditulis oleh Mira
Rating Blog 5 dari 5