#RumahTangga " PERNIKAHAN TANPA RIBA "
PERNIKAHAN TANPA RIBA
#RahasiaDua
.
"Teh Fufu pernah nggak ngalamin kesulitan keuangan sampe bikin berantem?" tanya seseorang pada saya
"Teh Fufu kenapa ya aku gampang banget sebel sama suami,apalagi kalau kebutuhan finansial nggak terpenuhi." tanya seseorang lagi
"Teh Fufu kok pernikahannya bisa adem ayem aja, harmonis terus?" kata seseorang lagi
Akhir-akhir ini, ada yang curhat tentang kepelikan rumah tangganya, juga kesulitannya dalam mengasuh anak, hingga yang curhat mengenai kontrol emosi yang masih sulit dalam merespons suatu ketidakpuasan hidup. Kemudian ada juga yang tanya tentang tips agar tetap romantis harmonis dalam pernikahan, sebagian mempertanyakan pernikahan saya yang tampak adem ayem "Teh pasti ada konflik kan teh, tapi kok bisa tetap tenang buat nyelesain tiap masalah?". Kemudian ada beberapa yang curhat sama saya para pejuang lepas riba, yang minta didoakan agar segera terlepas dari jeratan riba.
.
Dari situ saya merenung cukup lama, karena ada keterkaitan erat dari bahasan orang yang berbeda curhatnya itu. Yaitu RIBA. Tiga tipe yang curhat pada saya itu, sama-sama sedang terjerembab riba, dan tidak menyadari dampaknya terhadap kehidupan pernikahan mereka. Kemarin itu saya sempet bilang sama suami "Bi, alhamdulillah ya mungkin salah satu sebab kenapa pernikahan kita alhamdulillah baik-baik saja, ada konflik tapi tidak sampai drama atau berujung bertengkar hebat/perceraian, mungkin karena kita memilih untuk nggak riba.
.
Izinkan saya bercerita tentang bagaimana kami menjalani pernikahan selama hampir lima tahun ini, yang insyaAllah tanpa riba. Bismillah...
.
Sejak menikah, saya punya beberapa permintaan sama suami. Pertama nggak mau pakai kartu kredit, kedua hindari hutang, dan ketiga kita berjuang dari nol bersama. Saat itu, keilmuan saya tentang riba sama sekali masih dangkal, belum tahu banget. Di tahun pertama, kami sempat mau KPR rumah, duh inget banget pernah ikut pelatihan yang "Punya rumah tanpa uang tanpa hutang tanpa bla bla" yang kalau dikaji sekarang, ilmu kayak gitu dzolim banget. Tahun pertama juga kami sempat mau Leasing mobil, apalagi saat itu fee dari menulis buku lumayan bisa buat cicilan mobil.
.
Niat itu urung seketika, saat kami kenal sama kang Rendy Saputra. Awalnya kami kenal ikut pelatihan Muda Mulia, lalu berlanjut ikut kelas bisnis pemula "The Runners"-nya Kang Rendy. Waktu itu ingeeettt banget kata-katanya sampai sekarang, kurang lebih begini:
.
"Yang baru nikah, sabar aja, jangan KPR. Mending ngontrak mau berapa puluh tahun pun, tapi halal dan insyaAllah berkah. Daripada KPR, terlilit hutang dan dampak riba nya yang akan mempersulit kita. Nggak usah leasing mobil dulu, motoran aja, syukuri yang kita punya sekarang, gali potensi supaya layak bisa beli cash. Jangan pernah membayar sesuatu yang FIX dengan sesuatu yang TIDAK FIX. Tagihan KPR dan Leasing itu Fix, tapi penghasilan yang kita terima belum tentu fix. Belum dampak riba nya akan bikin kehidupan pernikahan lebih runyam."
.
Kemudian Kang Rendy pun cerita bagaimana dulu saat ia masih terjerembab riba. Saya dan suami bukan tipe orang yang "harus terbentur dulu baru sadar", tapi kami lebih memilih belajar mencegah kegagalan serupa dari orang yang sudah berpengalaman. Makanya sejak saat itu, memilih untuk sabar pakai mobil Katana yang dipinjamkan Mami, juga sabar mengontrak rumah sampai sekarang. Belum berubah pikiran tergoda untuk KPR atau leasing lagi, mau upgrade diri saja supaya Allah pantaskan beli cash.
.
Waktu di 10 bulan pernikahan, saya ingat banget, rumah kontrakan kami kemalingan. Simpanan emas dan dinar hilang, dua laptop berisika beberapa buku pun hilang. Saat itu terjadi suami saya lemes nelpon Kang Rendy, waktu itu Kang Rendy cuma bilang "Sabar, Allah akan ganti dengan yang lebih baik." Tapi bener aja dari kejadian itu kami bener-bener going extra miles banget, hingga dalam 10 hari bisa menulis buku "Jodoh Dunia Akhirat" yang mega best seller sampai sekarang. Kami makin yakin untuk nggak mau riba.
.
Pemikiran itu semakin dikuatkan saat kami kenal seseorang yang saya anggap kakak perempuan saya dan dia sedang berusaha lepas dari riba, dia bilang gini "Mau dimanapun kita tinggal, rumah yang ada di bumi ini adalah miliknya Allah. Yang pakai hak kepemilikan maupun yang cuma ngontrak, itu miliknya Allah. Mudah bagi Allah meruntuhkannya saat Dia tak ridho. Mudah bagi Allah memberikannya kalau Dia Ridho. Nanti kalau di akhirat kita tidak akan ditanya punya rumah atau tidak di dunia, yang ditanya apakah selama tinggal di dunia sesuai sama aturan-turanNya?"
.
Teteh saya itu harus benar benar bekerja keras sama suaminya, untuk bisa melunasi tagihan yang masih berbelas tahun itu. Bayar tepat waktu tetap riba, nunggak dapat denda, dan kalau dilunasin pun tetap ada penalty. Sedihnya 😢
.
Belum lagi, selama beberapa bulan ini mobil katana kami harus mogok, kami mulai sering menggunakan jasa "taxi" online. Setiap supirnya biasanya kami tanya apa motivasi cari rezeki lewat itu. Ternyata cukup banyak yang alasannya karena untuk menyicil tagihan leasing mobilnya. Sedihnya 😢
.
Sejak ikut kajian The Runners sama Kang Rendy itu, saya dan suami banyak belajar lagi tentang riba, bahkan mencari tahu kalau menggunakan fasilitas BANK mana yang bagian halalnya dan mana yang ribanya, jangan sampai termakan di keluarga kami.
.
Bagaimana ceritanya riba berpengaruh dalam pernikahan? Riba masuk dosa besar bahkan salah satu dosanya sama dengan menzinahi ibu kandung 🙈😭 Karena dosa, maka terhalanglah keberkahan datang ke keluarga kita. Saat keberkahan tidak ada, mudah sekali setan dan iblis menggoda dan menghasut kita. Berupa kontrol emosi pada pasangan dan anak, itulah kenapa boleh jadi sering bertengkar dengan pasangan dan berbagai konflik perpecahan lain. Harus kita ingat kembali bahwa salah satu tujuan besarnya iblis dalam keluarga setiap mukmin adalah "memecah belah" hingga terjadi perceraian (soal ini next dibahas)
.
Saat keberkahan tidak ada, mudah bagi Allah untuk membuat kita selalu risau, tidak pernah merasa puas, kurang bersyukur, susah sekali tenang, lebih sering mengeluh, penghasilan tak pernah memenuhi kebutuhan, sakit-sakitan dan lain sebagainya. Dampak dampak konkrit yang bagi kita nggak kerasa karena terkesan abstrak penyebabnya.
.
Saya dan suami punya prinsip kalau :
1. Allah pasti ngasih kita rezeki, setiap pagi malaikat berpencar untuk memberi peluang rezeki bagi mereka yang berusaha. Setiap makhluk hidup Allah sudah jamin kehidupannya, pasti dapat rezeki. Mencukupi atau tidaknya tergantung dari kita. Kalau mau dapat penghasilan lebih besar, ya usahanya juga perlu lebih besar. Yang utama tetap di jalan yang Allah suka.
.
2. Kalau punya kebutuhan yang di luar AKM keseharian, atur strategi bagaimana caranya bisa membeli kebutuhan itu secara cash. Kalau belum bisa, ditahan dan sabar.
.
Bagi kami, ketenangan dan kebahagiaan dalam menjalani hidup itu lebih utama. Bisa punya banyak waktu berharga sama anak-anak, tanpa harus risau sama berbagai tunggakan; bagi kami itulah hidup. Bisa lancar komunikasi sama pasangan terbuka soal keuangan, tanpa harus bertengkar dan ribut mengenai tutup lobang kredit riba ini itu; bagi kami itulah hidup. Bisa sehat jiwa raga (insyaAllah) karena makan dari penghasilan yang halal, menetap di tempat tinggal yang halal, juga bergerak ke tujuan menggunakan kendaraan yang halal, bagi kami itu sangat jauh lebih dari cukup.
.
Pada akhirnya, yang membuat kita nyaman, tenang dan bahagia dalam menjalani hidup; adalah saat setiap transaksi kehidupan kita sesuai dengan koridornya Allah. Benar kata Aa Gym dalam tausiyahnya kalau yang namanya ketenangan dan keberkahan dalam menjalani hidup itu, tidak bisa dibeli oleh apapun, karena itu hak-Nya Allah. Hanya akan kita dapat kalau kita mengikuti cara main-Nya Allah. #Jleb!
.
Untuk yang sudah terlanjut terjerembab riba, semangat ya bismillah banyak berdoa sama Allah. Semoga Allah mampukan untuk segera melunasinya dan terlepas dari jeratan riba. Untuk yang belum dan masih ragu, sempat merasa terpojok oleh anjuran ikut KPR atau leasing misalnya; semoga bisa menahan hasratnta ya, sabar, sabar, sabar, insyaAllah menunggu untuk bisa beli cash jauh lebih menenangkan, daripada harus terjerambab sama dosa riba.
.
Ini tips dari kami, rahasia kenapa konflik pernikahan kami minim dan insyaAllah harmonis selalu, karena kami sangat menjauhi riba. Makasih buat Kang Rendy Saputra, yang sangat berjasa untuk kami. Kalau nggak ketemu Kang Rendy, nggak ikut The Runners, belum tentu kami bisa berada di titik sekarang. Semoga Allah permudah urusan Kang Rendy, semakin bersinar ya Kang, menginspirasi banyak orang. Barakallah. 😇💜
.
Bandung, Januari 2017
__Foezi Citra Cuaca Elmart__
Ditulis oleh Mira
Rating Blog 5 dari 5