Seperti biasa acara selesai agak meler dari waktu yang ditentukan, seperti saat ini aku pun mengalaminya 15 menit berlalu dari waktu yang ditentukan 16.30 barulah peserta workshop menulis berhamburan keluar gedung. Tentu aku bergegas untuk segera pulang apalagi melihat langit yang makin senja ditambah begitu banyak, ramai orang membeli makanan dijalanan pasar simpang Dago itu tandanya waktu berbuka puasa tak lama lagi. Aku dan kawan karibku sebut saja Nur menyusuri jalan sekitar 500 meter menuju perempatan, tempat mobil yang kami tuju melintas disana, angkot hijau Ciroyom-Caheum. Seorang laki-laki muda berjalan tepat mengikuti kami dibelakang. “Teh, teh ..teh!” berusaha memanggil kami yang belum merespon panggilannya. “ke arah cileunyi ya?” sambung pemuda itu. “ya, kalo gitu bareng aja”, Nur seraya menjawab. Ari fin nama pemuda itu, sedikit banyak kami sudah seperti akrab ya karena di workshop tadi kita masing sudah berusaha saling mangenal antarpeserta. Diperempatan kami bertiga sampai, menunggu angkot yang cukup lama tak kunjung lewat. Melihat kondisi dijalan perempatan dago begitu sesak oleh kendaraan mobil, motor yang saling berebut jalan. sehingga dari tengah perempatan itu tampak kesemrawutan , tak sabar ingin saling mendahului.
Setelah menunggu sekian menit angkot yang tertahan oleh lampu merah dan kaki yang juga mulai pegal akhirnya kami lebih memilih angkot yang ngetem dari tadi karena belum penuh penumpang. Tak lama pak supir angkot pun menginjak gas, melaju menyerbu penumpang untuk memenuhi angkot seperti layaknya binatang buas yang mencari mangsa karena kelaparan.
“praak”,suara kecil akibat angkot dan motor yang beradu. Dan kulihat jelas pengendara motor itu langsung turun dan mengebrak pak supir . “bapak ga liat apa motor saya didepan,malah ditabrak!!”dengan nada marah matanya melotot pula.
“maaf pak..saya bener-benar ga sengaja ”sahut si sopir.
“ga sengaja gimana?? Jelas-jelas motor saya didepan anda, saya bawa anak pak!! Liat tuh motor saya rusak.. Sudah kita ke polisi saja sekarang”.suaranya terdengar keras hingga mengundang orang disekitar jalan. memperhatikannya.
“sudah pak, kita gantiin kerusakannya sama saya dan penumpang??”supir masih duduk dibagkunya.
Dan bapak pengendara itu mengebrak pintu sopir, mengertaknya keluar. dan menariknya ke pos polisi yang tidak jauh dari tempat kejadian. Melihat yang seperti itu kami penumpang geram pada pengendara yang sampai menuntut ke tangan polisi. Padahal menurut kami memang kerusakan yang tak seberapa dan benturan yang tak keras.
“Sudah pak..sudah, bulan puasa pak.. ”beberapa penumpang mencoba meredam amarah sipengendara itu.
“pak bulan puasa pak, maafkan saja ga usah bawa-bawa polisi”
“padahal nanti ujung-ujungnya minta diganti, ya Allah..ini ko ngotot ke polisi”cetus bapak bagian dari kami yang ikut membela pak supir sampai bapak itu keluar mobil langsung bergabung dengan mereka yang bersengketa.
Dan “bruuk” pengendara itu masuk mengambil alih angkot untuk dibawa ke polisi apalagi pak supir yang memang jelas perkara ini tak mau sampai ke meja polisi. Dan sang supir tak kalah cerdiknya kuncinya sudah duluan ia pegang dan pengendara itu keluar lagi. Sudah pasti ketebak kejadian membuat macet jalanan apalagi ini sorehari begitu banyak kendaraan berlalulalang.
“sudah pak, kita damai saja..ga usah ke polisi”,pinta supir dengan wajah agak ketakutan.
“enak aja!! Motor saya rusak pak!! Saya bawa anak, istri. Pokoknya ini diselesaikan hukum pak! ”
“ya sudah, saya liat dulu kerusakannya..!!”
Pengendara dan supir pun meliat kerusakan motor yang sudah di parkirkan diseberang jalan sedang polisi menghampiri angkot yang berhasil diajak penumpang yang keluar mobil tadi sambil menjelaskan duduk perkara persengkataan itu. Mereka berdua itu pun kembali saling mengadukan maslahnya ke polisi meminta pembelaan sepertinya, namun polisi itu hanya terdiam dan..
Para penumpang yang didalam pun ricuh berkomentar, meluncurkan makian pada pengendara itu..ya wajar aku sendiri pun termasuk ikut-ikutan memaki. Penumpang yang keluar itupun ikut berkomentar bersama kami “yang pengendara itu kan dia tentara, pastinya daerah sini kayanya..sampai dia ngotot dibawa kepolisi, ya jelas..kaya berkuasa dia..”
“mentang-mentang gede nyusahin orang kecil, mau di makan kali ya supirnya..”arifin yang tadi hanya terdiam mengeluarkan komentarnya.
“lha ini juga ujung-ujungnya nanti minta digantiin, selesai ” sambung bapak yang sepertinya bijak itu.
Akhirnya seluruh penumpang disuruh turun oleh pak supir sambil meminta maaf..
Satu persatu dari kami keluar, memberi ongkos ke supir yang tampak pasrah.
“pak, yang sabar ya..”
“pak tenang pak..cobaan pak,” begitulah para penumpang berusaha agar pak supir tegar menghadapi ini semua.
Aku, nur dan arif pun turun dan menuju angkot jurusan Gedebage yang ngetem beberapa meter didepan angkot tadi.
Beberapa penumpang masih berbarengan dengan kami termasuk bapak yang menurutku terlihat bijak itu. “pak gimana?”nur mengawali pembicaraan dengan bapak itu. “ah itu kurang tau, tetep harus di bawa kepolisi,”
“ada apa pak? Tabrakan ya?”sela si pak supir ini. Si bapak bijak itu menjawabnya.
“ngotot ya pak si pengendaranya?”sambungku menegaskan penjelasanya ke pak supir. “kasian supir itu dia juga kan cari buat makan, belanja keluarganya dirumah nah yang tentara itu sama tapi dia kan habis belanja sama keluarganya, kasian kan bapak supir itu udah cape sore-sore..” kita yang mendengarkan hanya bisa mengangguk-angguk. “lagian harta, kekuasaan kan ga di bawa mati..itu tadi saya bilang itu ke tentara, saya bilang sudah pak..kita damai saja, baptetep tuh nuntut kepolisi saya ingetin pak kita ini kan nanti mati pak akhirnya, ya kan pak? Mati kan ga sampai bawa harta,jabatan amal pak..apa lagi ini puasa, ya dia diem tuh tapi ya dasar namanya orang ngerasa punya kekuasaan seorang tentara boleh lah dia menang didunia tapi diakherat dia ga bisa berbuat apa-apa dan yang bahaya kan orang penumpang, supir yang pada diem tu kan kesel, ucapan ucapan meskipun dalam hati ya itu kan jadi do’a, laknat.. Allah kan Mendengar itu.”
Panjang, lebar bapak itu meluapkan emosinya yang merasakan adanya ketidakadilan mungkin baginya. saya menangkap hal itu, begitu cukup luar biasa bapak yang aku sebut bijak itu mengungkapkan sisi-sisi hal seperti itu, pikirku dia bukan seorang biasa padahal sekilas orang bisa saja menganggapnya apa karena kalung rantai besi menggantung dilehernya tapi berkacamata ah susah ditebak, memang menilai orang tak cukup melihat dari sisi tampilannya saja.
Begitu bapak itu turun. “wah kayanya dia pantes banget kalo jadi trainer..suaranya lantang banget sih, mantep dahh,seru arifin sambil senyum gak jelas.
“bener,bener pas banget ih..”sambut ita mendukung arifin.
“ah enggak..”balasku.
Kedua temanku ini bingung dengan jawabanku yang berbeda. “eh maksudnya bapak yang mana yang kalian maksud?” aku memastikan kebingungan mereka.
“ya yang tadi lahhh..”
“oh ya jelas itu mah...maaf ga konek”. Huuh abis yang berkeliling dikepalaku adalah tentara itu..hah aku ga habis pikir ko tega banget tu orang , sepertinya kedua temanku itu juga masih membayangkan kejadian tadi. Bernasib sama deh..
“sreeeettttt gubrak” ran, dan “aaaw...” . tiba-tiba suara bersamaan teriakan wanita spontan mengaburkan lamunan kami. Benar, kecelakaan terjadi lagi, Ya Allah ada apa ini?hari ini rasanya aku terus saja menjadi saksi tiap kecelakaan kendaraan di hari ini.
Sebuah motor terguling di tengah jalan sampai-sampai pengendara itu ikut terguling juga hingga terkapar dan parahnya lagi adalah seorang ibu yang diboncengnya sedang menggendong anak yang baru beberapa bulan. Ahh...tak sampai hati aku melihat ibu itu tapi dari jarak yang semakin jauh karena mobil terus melaju aku masih sempat mereka bangun kembali tapi belum kulihat seorang pun yang membantu mereka, untungnya kendaraan sekitar motor itu melaju tak terlalu cepat meski beberapa harus ngerem mendadak yang membuat benturan tak bisa dihindarkan dan Alhamdulillah tak ada yang disebut korban. Hah kami bertiga sempet saling bertatapan, rasanya mungkin hari ini sangat penuh dengan kejadian – kejadian entahlah yang paling penting mudah-mudahan kita bisa menarik hikmah yang tentu saja ini bukan suatu kebetulan tapi karena kuasaNya. Adapun dari tanda-tanda kekuasaaNya adalah supaya kita menjadi orang-orang yang dapat mengambil pelajaran dari setiap kejadian. Adzan pun berkumandang menandakan waktu berbuka telah tiba. Sebagai ta’jil kamipun menyantap makanan kecil yang sempat kami beli di pasar simpang Dago. Allhamdulillah..hari ini sangat luar biasa, begitu banyak nikmat mendapat ilmu dari kejadian yang dilalui sepanjang hari ini. Nikmat mana lagikah yang akan kamu dustakan?
September, 2010