Sutrisno & Karna Menang, Haji Abah encang & Tio kalah terhormat
Posisi ke dua ditempati oleh pasangan no urut 2 Haji Abah encang & Tio #HATI, kemudian di susul pasangan no urut 3 Apang & Nasir #SOPAN dan terakhir pasangan Yeti & ----.
Sebagai pendukung pasangan no urut 4 #HATI yang diusung Partai Patriot Bangsa, PKS dan Partai Demokrat, saya memang sedikit kecewa menanggapi hasil perhitungan suara cepat yang mengunggulkan pasangan #SUKA sebagai pemenang pilbup majalengka. Kecewa sangat manusiawi, karna kenyataan tak sesuai harapan, tentu dari awal saya berharap pasangan #HATI yang akan menang. Bagaimanapun, ini adalah takdir karna kita semua sudah berusaha memenangkan pasangan jagoannya sebelum hari H pemilihan di gelar.
Dan inilah yang menarik untuk dibahas, banyak cara atau usaha tim sukses dan pendukung agar pasangan calon yang diusungnya menang. Mulai cara-cara sederhana dengan modal kreativitas, juga cara kotor dengan modal sekarung uang sepuluh atau duapuluh ribuan :D
Istilah calon pejabat yang bagi-bagi uang ini emang udah lazim di tengah masyarakat kita... maka kemungkinan menolak rezeki yang datang rasanya agak sulit, terlebih bagi-bagi uang yang istilah kasarnya Money Politik/nyogok beli suara ini diberikan pada mereka yang perekonomiannya menengah ke bawah.. dan yang tingkat pendidikannya juga rendah. Sang pejabat jelas tak mau rugi, maka uang yang diberikan haruslah tepat sasaran, jelas mereka yang mau menyerahkan suara pada si pejabat pemberi uang. Saya akan sedikit berikan contoh dengan salah satu tetangga yang memang seorang janda dengan empat anak, saya ceritanya lagi survey kira-kira pada milih ke mana sih tetangga lingkungan tempat tinggal saya.. beliau bilang akan pilih no urut 3 karena merasa berhutang budi udah dibantu, kasarnya udah nerima duit bantuan. Terus saya menanggapi : "oh..ya udah uang mah terima aja* dg kondisi yang gak mungkin nolak ... milih pemimpinnya mah gimana ibu aja.."
"...yah gimana nanti aja lah hehe" balasnya. Ya udah sebelum saya meninggalkannya.. saya sempat mempromosikan pasangan yang saya jagoin :) siapa tau berubah pikiran..
Cerita ibu tadi hanya contoh yang memang mewakili kebanyakan masyarakat kita yang menerima uang bantuan, lebih tepatnya money politik dari calon pejabat. Banyak yang kemudian dibuat ngerasa gak enak ketika mereka sudah dikasih uang tapi gak memilih si pemberi uang. Kecendrungannya mereka benar-benar memberikan suara mereka kepada calon pejabat curang itu.
Tapi sebagian mungkin jadi dilema, antara memilih calon pemimpin yang dinilainya baik dengan calon pemimpin yang telah memberinya uang. Itu lebih mending ketimbang memberikan begitu saja suara pada si penyogok tanpa pikir-pikir lebih dulu. eh celetuk *kalo duit di depan mata, mana bisa mikir sih
Ya itu dia..alasan para calon pejabat kucurkan "money politic" pada mereka yang perekonomian dan pendidikannya masih labil :D
Esoknya, setelah pilbup ...saya mendengar no urut 3 unggul di desa saya, alamak.. saya pikir kalo ga no.2 paling no.4. Sama sekali diluar dugaan... tapi usut punya usut.. masyarakat di desa saya banyak yang nerima uang dari timses calon bupati yaitu timses no urut 2 dan 3. #hayooo ngaku :p
Yaa..money politic memang senang ditempuh para calon pejabat "kotor" (cara kotor sesungguhnya menginterpretasikan apa yang ada dalam hati mereka).
Money politic kadang masih dianggap ampuh untuk melambungkan suara di tengah citra calon pejabat minim popularitas dan prestasi.
Inilah tugas dan tanggungjawab kita yang telah mengenyam pendidikan lebih tinggi dari masyarakat umumnya agar memberi pencerahan, agar cerdas dan bijak dalam memilih pemimpin. Idealnya adalah menolak money politik - minimalnya kita tak memberikan suara sama sekali kepada pihak calon yang membagi-bagi uang jelang pilbup, pildes, pilgub, dan pemilihan pemimpin lainnya.
Rugi kalo pilih pemimpin yang suka nyogok-nyogok pake duit, belum jadi pemimpin aja udah maen duit makanya jangan heran kalo nanti pas ngejabat, malah apa-apa serba diduitin, sibuk memperkaya diri karna abis buat kampanye dan money politik sebelum ngejabat. Kalo masalah tanggungjawab di akherat mah, udah jelas itu mah.
.. Tuhan bakal minta pertanggungjawaban apa yang sudah kita lakukan, atas dasar apa kamu milih pemimpin?-begitu mungkin pertanyaannya..
.....akhirnya, saya menerima apapun yang menjadi keputusan Allah. Inilah mungkin kemenangan kami yang tertunda, artinya kita memang masih harus banyak belajar, dan biarlah ini menjadi kekalahan yang justru membuat kami mampu merasakan atau menangkap hikmah di balik kekalahan ini, kami memang kalah, tapi kami KALAH TERHORMAT.
Sejauh ini dan sampai saat ini juga..saya tak mendengar kabar atau isu miring tentang pasangan calon dari no urut 4 ini dari masyarakat, insya Allah mereka tak lakukan cara kotor terlebih partai pengusungnya, salah satunya PKS yang dikenal partai bersih. Inilah salah satu alasan kenapa saya bersimpati pada pasangan no urut 4 ini.
Menjadi pemimpin adalah sesuatu yang baik karna merupakan bentuk pengabdian terhadap masyarakat, maka sesuatu yang baik adalah harus dicapai dengan cara baik pula, agar kemudian setelah ia menjadi pemimpin ia mendatangkan kebaikan untuk rakyatnya.
Sekian...Wallahu'alam. Merdeka!!
#MenolakMoneyPolitic
#KalahTerhormat
#PilbupMajalengka
Ditulis oleh Mira
Rating Blog 5 dari 5